Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, August 20, 2013

PRA-TES PAGUYUBAN MASAK



Komunitas Rama Domus Pacis telah mendapatkan 63 warga Katolik (61 ibu, 1 bapak, 1 lajang) yang menyatakan bersedia membantu memasakkan makan dengan anggaran yang tersedia. Karena Santo Barnabas adalah pelindung para rama Domus, mereka mendapatkan nama Paguyuban Santo Barnabas, Kelompok Rela Masak. Kini paguyuban ini sudah memiliki jadual yang berisi tanggal masak, nama, dan nomor kontak person untuk September-Desember 2013. Selama 4 bulan paguyuban akan melakukan uji coba menjalani kegiatan masak. Ketika masuk Desember 2013 akan diadakan evaluasi perjalanan.

Tadi malam, Selasa 20 Agustus 2013, Rama Bambang ikut Misa yang dipimpin oleh Rama Banu, direktor Karina KAS, di rumah Bu Ninik Naryo. Ini adalah misa untuk memperingati 100 hari wafatnya Ibu Fransisca Sri Mulyani, ibunda Bu Ninik. Bu Ninik adalah salah satu dari 8 orang koordinator kelompok-kelompok masak. Dalam misa ini Rama Bambang berjumpa dengan beberapa ibu yang ikut paguyuban masak baik dari kelompok Bu Ninik maupun bukan. Sesudah misa umat menerima konsumsi makan dan snak dalam tas plastik yang langsung dibawa pulang. Tetapi Mas Sapta, Rama Banu, dan Rama Bambang diminta tetap tinggal untuk bersama santap malam dengan pasangan Narya-Ninik. “Rama, gimana masakan saya kemarin?” tanya Bu Ninik di tengah-tengah makan bersama. Bu Ninik pada Senin 19 Agustus 2013 mengirim lauk dan sayuran untuk penghuni Domus Pacis. Rama Bambang menjawab “Rama Tri takon ‘Iki apa’ lan tak jawab ‘Kuwi muntahu’” (Rama Tri Wahyono bertanya ‘Ini apa’ dan saya jawab ‘Ini muntahu’). “Muntahu itu pakai camupran telor” Sahut Bu Ninik yang disambung Rama Bambang “Pokoke nek dha ra ngerti jenenge ya terus waton takjenengi njupuk seka daftar menu sing tau taktemoni neng restoran cina” (Pokoknya setiap mereka tak tahu nama, saya langsung memberi asal nama dengan yang saya temukan dalam menu restoran cina) dan semua tertawa. “Sebetulnya saya dan salah satu ibu pernah merencanakan membantu rama-rama Domus Pacis menyediakan masakan. Itu terjadi ketika ada pemberhentian tukang masak. Tetapi ternyata waktu itu sudah ada ibu lain yang diangkat jadi pengganti tukang masak” Bu Ninik menjelaskan kepada Rama Banu yang mengangguk-anggukkan kepala. Sementara itu Bu Ninik meneruskan “Sekarang rama-rama Domus mengajak 8 orang ibu mengkoordinasi warga Katolik umum yang bersedia membantu masak. Umum karena tidak terbatas hanya dari Paroki Pringwulung. Sebenarnya banyak sekali yang bersedia membantu dengan memberikan dana. Ternyata rama-rama Domus memberikan syarat mau masak dengan anggaran yang tersedia dan mengantar. Oooo, saya kemudian tahu bahwa yang diutamakan adalah keterlibatan.” Mas Sapta, pemuda lajang yang juga salah satu relawan, menunjukkan 3 lembar kertas yang berisi jadual kepada Rama Banu. Rama Bambang berkata ke Rama Banu “Dengan niku diharapkan terjadi kontak antar paguyuban. Dados paguyuban terbuka lan persekutuan paguyuban-paguyuban. Saben anggota saget memperluas hubungan personal dengan tahu nomor kontak sanese. Mungkin niku pengembangan Gereja digital” (Dengan itu diharapkan terjadi kontak antar paguyuban sehingga menjadi persekutuan paguyuban-paguyuban. Setiap anggota dapat memperluas hubungan personal lewat nomor kontak. Barangkali ini menjadi pengembangan Gereja digital). Rama Banu mengangguk-angguk lagi. “Saya bertugas tanggal 1” Mas Sapta menyela yang disahut oleh Rama Bambang “Oooo, itu karena pada tanggal 1 kelompok Ibu Wulan membantu hajatan perkawinan. Tetapi Oktober sampai Desember Mas Sapto dijadual tanggal 7.”
Wah, gayeng nggih?” (Wah, pada bersemangat ya?) kata Rama Banu. “Sebetulnya yang rela ada banyak” Bu Ninik mengulang kata-katanya di muka. “Kanyata Agustus niki pun telulas ibu sing masak ngge Domus klebu Bu Ninik” (Ternyata untuk bulan Agustus ini sudah ada 13 ibu yang masak untuk Domus) Rama Bambang menambahkan. Bu Ninik menjelaskan lagi “Soalnya catering untuk bulan ini banyak liburnya.” Rama Bambang menjelaskan memang ada 15 hari lowong dan menambahkan kata-kata “Malah jadi pre-tes.” “Pra-tes” suara yang lain hampir bersamaan yang disambung oleh Rama Bambang “Kan ujicoba atau tesnya September sampai Desember. Karena Agustus sudah ada yang memulai, maka hitung aja sebagai pra-tes seperti kalau akan mengedarkan kuesioner percobaan dalam membuat skripsi.” 

0 comments:

Post a Comment