Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, August 2, 2013

Sabda Hidup

Sabtu, 03 Agustus 2013
Hari Biasa
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
Im. 25:1,8-17; Mzm. 67:2-3,5,7-8; Mat. 14:1-12

Matius 14:1-12
14:1 Pada masa itu sampailah berita-berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah.
14:2 Lalu ia berkata kepada pegawai-pegawainya: "Inilah Yohanes Pembaptis; ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya."
14:3 Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya.
14:4 Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: "Tidak halal engkau mengambil Herodias!"
14:5 Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi.
14:6 Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes,
14:7 sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya.
14:8 Maka setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: "Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam."
14:9 Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya.
14:10 Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara
14:11 dan kepala Yohanes itu pun dibawa orang di sebuah talam, lalu diberikan kepada gadis itu dan ia membawanya kepada ibunya.
14:12 Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus.


Renungan
Teguran memang dibutuhkan untuk meluruskan kembali segala sesuatu yang bengkok. Namun memang seringkali orang tidak mudah untuk menerima teguran. Dan ekstrim yang lain mereka yang sering mendapat teguran akan jadi tidak peka alias "ndableg". Sikap "ndableg" itu sering dibungkus dengan aneka pembenaran diri dan merasa pilihannyalah yang benar.
Seorang remaja spontan akan jengkel atau bahkan marah kala diingatkan bermain sampai larut malam. Seorang workaholic akan jengkel dan merasa dihambat  kala diingatkan untuk tidak kerja terus-terusan demi kesehatannya. Seorang ambisius merasa dihalang-halangi kala diingatkan dengan fakta yang sebenarnya ada. Peringatan, teguran memang tidak menyenangkan. Penerima teguran sering mudah salah tangkap dengan isi baik dari teguran itu lalu marah, menghindar dan menjauhi si penegur.
Herodes menjadi contoh ekstrim sikap resisten pada penegur. Yohanes yang menegurnya dipenggal kepalanya. Herodes sakit hati pada Yohanes.
Marilah kita mencoba menenangkan hati kita kala mendapat teguran/peringatan. Kita cerna baik-baik jangan sampai kita salah paham, sakit hati dan kemudian dibelenggu oleh dendam.

Kontemplasi
Carilah tempat yang tenang. Pejamkan matamu. Bayangkan teguran orang tuamu kala kau pulang larut malam. Ingatlah segala perasaan yang muncul. Maknailah teguran-teguran itu bagimu sekarang.

Refleksi
Tulislah pengalamanmu kala ditegur dan menegur.

Doa
Tuhan, semoga aku mampu menangkap maksud baik teguran-teguran yang ditimpakan kepadaku. Amin.

Perutusan
Aku akan mengolah aneka teguran dan peringatan yang ditujukan kepadaku.

0 comments:

Post a Comment