Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, August 26, 2013

WAH, MALAH LALI


Ini kisah tadi malam, Senin 26 Agustus 2013. Komunitas Rama Domus Pacis mengadakan Misa Ulang Tahun Imamat untuk Rama Joko dan Rama Tri Wahyono, yang ditahbiskan tanggal 19 Agustus 26 tahun lalu.. Misa dimulai jam 18.15 dipimpin oleh Rama Purwatmo dan didampingi oleh kedua Rama yang berulang tahun dan rama-rama Domus lain, yaitu Rama Harto Widodo, Rama Yadi, Rama Agoeng, dan Rama Bambang. Rama Harjaya duduk jauh didampingi oleh seorang pramurukti. Kecuali Rama Harjaya, rama Domus lainnya tampil berjubah. Pak Kus memimpin umat bernyanyi diiringi oleh Bu Santi sebagai organis dengan keyboard Domus Pacis. Pak Darsono, Ketua Lingkungan Fransiscus Assisi, menjadi lektor. Sesudah bacaan Injil Rama Purwatmo meminta Rama Tri Wahyono dan Rama Joko menyampaikan sharing pengalaman imamatnya. Rama Tri Wahyono berceritera perjalanan sejak pertama ditugasi di Paroki Kalasan sampai kini menjadi penghuni Domus. Beliau juga mengatakan bahwa dengan kestrokannya kini Rama Tri Wahyono sudah kehilangan sebagian besar kata-kata termasuk kemampuannya berkarya seni. Sementara itu Rama Joko mengatakan bahwa penghayatan imamatnya mengalir dengan pegangan "semua ada saatnya". Kini dengan kondisi kesehatan yang ada, beliau jauh lebih banyak berada di kamar. Rama Joko kini lebih menempatkan diri sebagai pertapa yang menghayati tugas imamat dengan berdoa dan mendoakan orang lain. Rama Harto, Rama Yadi, dan Rama Agoeng juga menyampaikan sharingnya dalam hidup bersama dengan kedua rama tersebut. Bahkan Rama Agoeng memberikan tekanan bahwa kini Domus Pacis menjadi tempat perjuangan pengembangan hidup berkomunitas. Rama Purwatmo membuat kesimpulan bahwa kehidupan imamat adalah penghayatan kasih kepada Yesus. Dan ini adalah perjuangan persekutuan baik internal dengan sesama penghuni Domus maupun eksternal dengan umat Lingkungan dan Paguyuban Santo Barnabas yang terdiri dari kelompok-kelompok relawan-relawati untuk Domus Pacis. Sesudah misa selesai, ada makan bersama sambil omong sana-sini. Di sini Domus menjadi arena perluasan pergaulan umat dari aneka kelompok.

Di dalam bagian homili Rama Purwatmo menyimpulkan bahwa penghayatan kasih terungkap dengan kehidupan persekutuan. Hal ini dilandaskan karena beliau mengetahui bahwa para peserta misa terdiri dari bermacam-macam kelompok paguyuban. Pada kata-kata pengantar Rama Bambang yang menempatkan diri menjadi pengacara, menyebut ada beberapa macam asal kelompok umat. Yang pertama adalah keluarga para rama yang berulang tahun imamat. Ketika setiap keluarga diminta berdiri, ternyata masing-masing datang 4 orang sanak keluarga. Di sini Rama Bambang meminta mereka "Nanti dalam acara makan setiap orang harus menyantap 5 porsi, karena jatah masing-massing keluarga adalah 20 orang". Tentu saja ini mengundang tertawa. Kelompok kedua adalah umat Lingkungan Fransiscus Assisi di mana Domus Pacis secara teritorial berada di dalamnya. Ketika diminta berdiri, ternyata jumlahnya jauh berlipat-lipat dari jumlah orang dalam keluarga Rama Tri dan Rama Joko. Rama Bambang memberikan gambaran singkat kedekatan hubungan antara umat Lingkungan ini dan para rama Domus. Kelompok ketiga yang diperkenalkan adalah Paguyuban Santo Barnabas. Santo Barnabas adalah santo pelindung Komunitas Rama Domus Pacis. Paguyuban Santo Barnabas terdiri dari kelompok kerelaan membantu pelaksanaan acara-acara Pendampingan Iman kaum Tua seperti Novena Seminar. Tetapi dalam Paguyuban Santo Barnabas juga ada kelompok relasi memasak kebutuhan makan penghuni Domus  Pacis. Ketika diminta berdiri, tampaklah betapa banyak anggota Paguyuban Santo Barnabas yang berasal dari beberapa paroki. Rama Bambang juga menjelaskan bahwa kelompok rela masak terdiri dari delapan kelompok yang dikoordinasi oleh Bu Ninik, Bu Rini, Bu Tatik, Bu Wulan, Bu Ratmi, Bu Riwi, Bu Vera, dan Bu Mumun.

Di dalam kata-kata pengantarnya, Rama Bambang juga mengatakan kepada para undangan bahwa Domus Pacis memiliki pengurus. Rama Purwatmo yang memimpin misa adalah rektor Domus Pacis. Nah, ketika sampai pada perkenalan pengurus, Rama Bambang mengatakan "Kemudian ada pengurus rumah tangga yang disebut minister. Ministernya adalah Ramaaaa Totok .... Oh!" Tiba-tiba Rama Bambang berhenti sejenak dan kemudian berkata "Wah, malah lali ngaturi pirsa, ya?" (Wah, ternyata lupa memberi undangan, ya?). "Rama mboten ngaturi pirsa?" (Rama memberi tahu tidak?) tanya Rama Bambang kepada Rama Agoeng yang diperkenalkan sebagai anggota pengurus. Rama Agoeng menggelengkan kepala sambil tersenyum. Mungkin melihat para rama lupa tidak memberi tahu pemimpin rumah tangganya, umat tertawa terbahak-bahak. Hal ini juga disinggung dalam omong-omong para rama pada makan pagi hari ini, Selasa 27 Agustus 2013. "Awake dhewe malah ora ngandhani" (Kita malah tidak memberi tahu) kata Rama Bambang sambil tertawa. Rama Agoeng menyahut "Nggih, empun" (Ya sudahlah). Kemudian Rama Yadi nyeletuk "Kudune sing ngundang malah dheweke" (Harusnya beliaulah yang mengundang). Semua tertawa terbahak kecuali Rama Harto yang sepi tanpa suara walau bibir ternganga ceria.

2 comments:

Anonymous said...

Selamat Ultah Imamat untuk Romo Joko ...nuwun sewu keluarga semarang dereng saget mbesuk maleh. FX Iman Joyo

Riwidwi said...

wah....gayeng nggih mo, dalem m boten saged dateng...nenggo lare dateng pantirapih ... Selamat pesta imamat buat romo Joko dan Rm Tri...

Post a Comment