Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, August 19, 2013

PAMORNYA KETUAAN


Jumat malam lalu, 16 Agustus 2013, ada telepon sari seorang suster untuk Rama Bambang. Dari pembukaan omongan ternyata dia suster dari komunitas yang ada di Deresan, Yogyakarta. Inti pembiacaraan adalah sebagai berikut. "Rama, apa saya dapat datang ke Domus Pacis. Mau tanya-tanya." "Tanya apa, suster?" "Mau tanya bagaimana pengalamannya merawat orang-orang yang sudah tua. Bisa ta, rama?" "Bisa saja, suster. Tapi pengalaman kami tidak merawat. Pengalaman kami dirawat ha ha ha ...." "Apa kami dapat datang besok pagi?" "Okeee, kami seharian ada. Tidak pergi." "Oh, tidak bisa, rama. Pagi kami ikut upacara bendera 17an. Kalau Minggu tanggal 18?" "Bisaaaa." "Kalau Senin?" "Bisa saja. Tetapi paling enak pagi paling sampai makan siang. Ikut makan siang sekalian. Sokur bawa tambahan lauk ha ha ha ...."

Hari ini, Senin 19 Agustus 2013, ketika sedang makan siang bel tamu berbunyi. Sebentar kemudian Mas Raharja, salah satu pramurukti, masuk kamar makan. Dia berkata "Wonten tamu kangge Rama Bambang" (Ada tamu untuk Rama Bambang) yang langsung disahut oleh Rama Bambang "Sinten?" (Siapa?). "Pak Johan saking Ngireng-ireng" (Pak Johan dari dusun Ngireng-ireng). "Diaturi nengga sekedhap" (Dimohon tunggu sebentar). Seusai menghabiskan makan, Rama Bambang minta pamit Rama Yadi, Rama Tri Wahyono, dan Rama Harto untuk mendahului karena mau menerima tamu. Dari omong-omong dengan Pak Johan, ternyata beliau meminta Rama Bambang memimpin rekoleksi kaum lansia (usia 60 tahun ke atas) dari Wilayah Ngireng-ireng, Paroki Ganjuran. Ini berkaitan dengan sebuah buku yang akan terbit. Buku itu berisi berbagai pengalaman usia 60 tahun ke atas. Dalam omong-omong ini Pak Johan dan Rama Bambang terlibat soal-soal kehidupan kaum tua lanjut. Pengalaman Pak Johan yang serumah dengan mertua dan Rama Bambang di Domus Pacis termasuk seminar-seminarnya membuat pembicaraan sangat mengasyikkan. Dari sini makin mantaplah Pak Johan dengan rekoleksi yang diberi judul "Menjadi Lansia Yang Bermakna".

Wisma Domus Pacis dengan komunitas rama tuanya tampaknya makin dikenal bukan melulu sebagai tempat tinggal rama-rama tua. Suasana ceria dinamis juga mulai menyentuh hati umat sehingga banyak kelompok umat berkunjung. Bentuk kunjungan pun beraneka ragam seperti sekedar silaturahmi, kerja bakti, minta renungan, misa dengan ujub tertentu, memindah acara rutin kelompok seperti persekutuan doa karismatik dengan minta rama domus memberikan paparan firman. Seminar-seminar yang sudah banyak terjadi di Domus pun banyak diikuti oleh warga Katolik sejak tahun 2012. Bahkan mulai dengan bulan Juli 2013 beberapa kelompok dari paroki-paroki luar Kevikepan DIY mulai ikut. Suster yang menelepon dan Pak Johan dari Ngireng-ireng dapat diyakini termasuk yang mendengar dan kemudian tertarik. Sebenarnya sudah cukup banyak kelompok yang memanggil rama-rama Domus. Dalam pelayanan keluar kerap terjadi pelayan bersama Rama Yadi, Rama Agoeng, dan Rama Bambang. Barangkali kini Domus Pacis memang makin dikenal sebagai tempat pendampingan hidup kaum tua. Pak Suryoto, salah satu tokoh Paroki Pringwulung, ketika ditanya oleh Rama Bambang "Kowe wis tau mbukak Blog Domus durung?" (Kamu pernah membuka Blog Domus belum?) "Uwis." (Sudah) jawabnya yang diteruskan "Aku dikandhani beberapa wong nek Domus duwe web. Dakgoleki 'domuspacis'. Eeee, sing ketemu malah hotel neng Italia. Bareng ana sing omong 'domuspacispren', aku terus lagi nemokake" (Aku diberi tahu teman kalau Domus punya web. Aku cari 'domuspacis'. Eeee, yang kutemui adalah hotel di Italia. Barulah sesudah ada yang memberi tahu 'domuspacispuren', aku menemukannya). "Nek ngono wis sejajar karo hotel sing dikenal dunia, ya?" (Kalau begitu Domus Pacis sejajar dengan hotel yang dikenal dunia, ya?) tanya Rama Bambang dengan bangga. Pak Suryoto bilang "Dhek aku ketemu karo kanca sing tau neng Itali, tak takokke ternyata cen ana hotel neng kana. Ternyata kuwi hotel nggo esek-esek ha ha ha ..... Padahal Domus Pacis kan pamore pastoral ketuaan" (Ketika kutanyakan teman yang pernah ke Itali, di sana memang ada hotel Domus Pacis. Ternyata itu adalah hotel yang biasa untuk main sex ha ha ha ..... Padahal Domus Pacis kan mempunyai pamor pastoral ketuaan).

0 comments:

Post a Comment