Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, February 17, 2014

Lamunan Pekan Biasa VI



Selasa, 18 Februari 2014

Markus 8:14-21

8:14 Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu.
8:15 Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."
8:16 Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti."
8:17 Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu?
8:18 Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi,
8:19 pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Dua belas bakul."
8:20 "Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Tujuh bakul."
8:21 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Masihkah kamu belum mengerti?"

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, lingkup apapun kalau sudah besar dan terorganisasi akan selalu melandaskan hidupnya pada tata aturan baik sebagai adat kebiasaan maupun sebagai hukum tertulis. Tata aturan seperti itu terjadi dengan mengacu segala pengalaman hidup yang terjadi di masa lampau.
  • Tampaknya, agama dan negara juga dapat memiliki pola organisatoris yang sama yang sebenarnya memang untuk menjaga umat dan rakyat agar hidup baik dan benar. Rumusan-rumusan adat dan aturan tertulis menjadi pegangan pokok untuk menilai baik buruk dan benar salah hidup seseorang.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa orang tidak boleh hanya berpegang pada adat dan rumusan tatanan yang sudah ada. Dalam yang ilahi, karena kemesraannya dengan gema relung hati, orang juga akan memperhatikan pengalaman-pengalaman kongkret sehingga akan mampu menghayati segala tatanan secara dinamis dan selalu terbuka akan kemungkinan-kemungkinan baru.
Ah, bagaimanapun yang baru harus diwaspadai karena dapat merusak yang sudah ada.

0 comments:

Post a Comment