Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, February 20, 2014

Sabda Hidup


Jumat, 21 Februari 2014
Petrus Damianus
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Yak. 2:14-24,26; Mzm. 112:1-2,3-4,5-6; Mrk. 8:34-9:1

Markus 8:34-9:1:
Pada suatu ketika Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya, dan berkata kepada mereka, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkan nyawanya. Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Kalau seseorang malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, maka Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.” Kata Yesus lagi kepada mereka, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat kerajaan Allah datang dengan kuasa.”

Renungan:
Suatu kali seorang anak menegor bapaknya, "Kok tidak berdoa dulu?" Waktu ayahnya sedang menyendok nasi  dan siap menyantapnya. "Gak papa kan ini di warung. Ada banyak orang", kata papanya. Namun sang anak pun tetap melanjutkan protesnya, "Tetep doa dulu." Sang ayah pun akhirnya nurut pada si anak. Dia pun membuat tanda salib dan berdoa.
Pengakuan akan Tuhan telah dilakukan secara sederhana oleh anak tadi. Ajaran berdoa sebelum makan yang tertanam menggerakkannya untuk mengingatkan ayahnya. Pengakuan sederhana ini selain mengingatkan identitas keimanan juga memberikan pemahaman pentingnya ucapan syukur pada Tuhan sang pemberi hidup. Ia telah memberikan alam yang baik adanya agar kita bisa makan, minum dan akhirnya bertahan hidup.
Tentu pengakuan akan Tuhan tidak terbatas pada tindakan membuat tanda salib dan berdoa pada waktu makan. Pengakuan itu bisa mewujud pada seluruh dimensi hidup kita. Dalam kata. Dalam tindakan. Dalam aneka keutamaan hidup sebagai orang yang mengimani Yesus Kristus. Dan Tuhan pun akan mencatat keberimanan kita. "Kalau seseorang malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, maka Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."

Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Ingatlah kata, tindakan dan keutamaanmu yang menunjukkan pengakuanmu pada Yesus Kristus.

Refleksi:
Tulislah pengakuan imanmu kepada Tuhan Yesus.

Doa:
Ya Yesus semoga di mana pun aku berada aku bisa menghadirkanmu. Amin.

Perutusan:
Aku akan membangkitkan semangatku untuk bersaksi tentang Yesus Kristus.

0 comments:

Post a Comment