Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, February 2, 2014

Sabda Hidup


Senin, 03 Februari 2014
Blasius, Ansgarius, Stefanus Bellesini
warna liturgi Hijau
Bacaan:
2Sam. 15:13-14,30; 16:5-13a; Mzm. 3:2-3,4-5,6-7; Mrk. 5:1-20

Markus 5:1-20:
1 Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. 2 Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. 3 Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, 4 karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. 5 Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. 6 Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, 7 dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" 8 Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" 9 Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak." 10 Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. 11 Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, 12 lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" 13 Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. 14 Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. 15 Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka. 16 Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. 17 Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. 18 Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia. 19 Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!" 20 Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.


Renungan:
Media. Setiap unsur di dunia ini membutuhkan media untuk berada. Tanaman membutuhkan tanah. Binatang membutuhkan ruang hidup. Manusia pun demikian. Dan bahkan roh jahat pun membutuhkan media untuk berada. Ia bisa tinggal di tanaman, binatang dan juga bercokol dalam diri seorang manusia.
Yesus bertemu orang yang di dalam dirinya bercokol legion. Setelah ditegur, "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" (ay.8) mereka ketakutan berhadapan dengan Yesus, Yang Mahatinggi dan memohon supaya tidak diusir serta boleh masuk ke kawanan babi yang ada di situ. Yesus pun mengijinkan mereka berada pada kawanan babi itu.
Kisah ini menggugah kewaspadaan kita. Kita sebagai manusia butuh media untuk berada, namun bisa juga menjadi media bagi roh jahat untuk eksis. Rasanya kita perlu sungguh berani menolak dan mengusir hadirnya roh jahat dalam diri kita masing-masing. Relasi yang akrab dengan Yesus "Anak Allah Yang Mahatinggi" menjadi benteng hadir dan bercokolnya roh jahat dalam hidup kita.

Kontemplasi:
Carilah tempat yang tenang. Bayangkan dirimu seperti orang yang kerasukan roh jahat di Injil Mrk. 5:1-20. Orang-orang takut kepadamu. Temuilah Yesus dan mohonlah pembebasan.

Refleksi:
Hal-hal jahat apa yang masih bercokol dan mungkin mudah memasuki hidupmu?

Doa:
Ya Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi, sudilah membebaskanku dari kekuasaan yang jahat dan membentengiku dari usaha mereka menguasaiku. Amin.

Perutusan:
Aku berintrospeksi dan segera mengusir yang jahat di dalam diriku.

0 comments:

Post a Comment