Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, February 19, 2014

MENYEMPROT ABU


Ketika Rama Yadi, Rama Harto, Rama Tri Wahyono, dan Rama Bambang sedang makan siang Selasa 18 Februari 2014, Pak Jaka datang terus duduk di kursi samping Rama Bambang. "Rama, kula mikir kados pundi yen Domus disemprot total supados seger. Kebak awu raosipun dados sumpeg. Kula gadhah mesin saget kangge nyerot toya lepen. Nanging selang kula nembe 50 meteran. Kados pundi yen tumbas tambahan kabel?" (Rama, saya berpikir bagaimana kalau Domus Pacis disemprot air secara total supaya segar. Saya merasa sangat tidak nyaman dengan abu yang memenuhi ini. Saya punya mesin yang dapat untuk menyedot air sungai. Tetapi selang saya hanya 50an meter. Bagaimana kalau membeli tambahan kabel?) Pak Jaka menyampaikan kata-kata sehubungan dengan abu akibat letusan Gunung Kelud yang terus menggerayangi bangunan dan lingkungan Domus Pacis dan tentu juga kawasan Yogyakarta dan daerah-daerah lain. Pak Jaka berceritera bahwa dia di rumahnya dan rumah-rumah sekitarnya sudah menyemprot dengan air. Rama Yadi dan Rama Bambang menyetujui. "Selange regi pinten?" (Berapa harga selangnya?) tanya Rama Bambang yang langsung dijawab oleh Pak Jaka "Pitung atus ewu, rama" (Tujuh ratus ribu, rama). Rama Bambang bertanya pada Rama Yadi "Enten arta kes pitung atus?" (Ada ke uang tunai tujuh ratus?) yang langsung dijawab "Onten" (Ada). Pak Jaka menyambung "Artane benjang mawon. Mangke kula tumbas ngangge arta kula riyin" (Uangnya besok saja. Nanti saya beli dengan uang saya sendiri). "Eeeee .... Nek mboten langsung, kula saget lali" (Eeee ... Kalau tak langsung memberi, saya dapat lupa) kata Rama Yadi yang langsung ke kamarnya ambil uang yang kemudian diberikan kepada Pak Jaka.

Pak Jaka adalah warga Gereja Paroki Gamping yang diserahi menjadi perawat fisik Domus Pacis. Dia menelpon ke beberapa tim kerjanya dan juga toko penjual selang. Dan sejak sekitar jam 02.30m siang suara banyak air terdengar di bangunan Domus Pacis seperti ada hujan. Air itu diambi dari Sungai Gajah Wong yang berada langsung di sebelah barat Domus Pacis. Domus Pacis sejak Gunung Kelud letus Kamis malam 13 Februari memang baru mengalami sekali hujan pada Minggu malam. Hari-hari lain menjadikan abu dengan bebas datang dan ngendon hingga kamar-kamar bahkan ruang-ruang sela yang sempit. Penyemprotan tidak selesai dari sore sampai malam. Hari Rabu 19 Februari dari siang sampai sore masih diteruskan. Penyemprotan dari puncak atap genting pun dilakukan. Ternyata tempo dua hari juga belum selesai.

0 comments:

Post a Comment