Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, February 6, 2014

PARADE ROKOK


Ketika sedang makan siang, Senin 3 Februari 2014, Mas Tukiran berkata "Onten tamu suster kalih teng ruang tamu madosi tamu sing ajeng nginep Domus" (Ada tamu dua orang suster di ruang tamu mencari tamu yang akan menginap di Domus). "Diaturi mriki ben sisan dhahar" (Dipersilahkan ke sini sekalian makan siang) Rama Bambang menyambung. Maka dua orang suster YMY dari Jetis asal Toraja dan Manggarai itu ikut bergabung dengan Rama Yadi, Rama Harto, Rama Tri Wahyono, dan Rama Bambang untuk makan siang. Mereka sudah mempunyai janji dengan Rama Camelus Pantus, Pr. yang kini menjabat Sekretaris Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (Komsos KWI).

"Kemarin ketemu dengan dua suster yang mencari Rama?" tanya Rama Bambang kepada Rama Camelus yang dijawab "Ya, bisa ketemu" dalam makan pagi Selasa 4 Februari 2014. Dalam makan pagi ini Rama Camelus dapat berjumpa dengan Rama Yadi, Rama Tri Wahyono, Rama Harto, Rama Bambang, dan tentu juga Rama Agoeng. Rama Camelus datang untuk melihat Komsos Keuskupan Agung Semarang (KAS) dan karyanya. Pada Senin malam Rama Agoeng mengajaknya berjumpa dengan beberapa teman jaringan Komsos KAS) dan pagi ini sesudah makan akan berjumpa dengan staf kantor Komsos KAS. Ketika melihat Rama Camelus merokok, Rama Bambang berkomentar "Wah, ini dapat diadakan PARADE ROKOK." Rama Bambang kemudian meminta Rama Camelus, Rama Agoeng, dan Rama Tri Wahyono untuk mengisap bersama dan mengambil gambarnya. "Saya adalah pembela orang merokok" kata Rama Bambang "asal dengan tembakau sungguhan. Tembakau termasuk yang memberi daya tahan untuk kesehatan orang. Sayang yang sekarang banyak diisap hanyalah bahan-bahan lain beraroma tembakau." "Benar rama, di tempat saya banyak bapak-bapak perokok bisa berusia sangat tua. Mereka membuat tembakau jadi bulatan kecil-kecil" kata Rama Camelus yang disambung oleh rama Agoeng "Rokok putih yang Rama isap adalah hasil olahan kimiawi dari tembakau dari rokok kretek yang saya isap. Satu batang kretek dapat jadi 10 batang rokok putih." Rama Bambang menerobos "Perempuan-perempuan Jawa dulu makan pinang dengan kepalan kecil tembakau yang dihisap-hisap dan dioles-oleskan pada gigi-giginya. Maka di Universitas Jember, kata internet, ada seminar tentang manfaat tembakau untuk kesehatan. Pembicara dari UGM juga ada" yang diiyakan oleh Rama Camelus."Kalau begitu, yok Rama Camelus, Rama Agoeng, dan Rama Tri ambil lagi rokok dan isap bersama!" Rama Bambang memberi komando dan mengabadikan dengan kamera kecilnya.

0 comments:

Post a Comment