Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, February 4, 2014

Sabda Hidup


Rabu, 05 Februari 2014
Peringatan Wajib St. Agata
warna liturgi Merah
Bacaan:
2Sam. 24:2,9-17; Mzm. 32:1-2,5,6,7; Mrk. 6:1-6

Markus 6:1-6:
1 Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. 2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? 3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. 4 Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." 5 Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. 6 Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. (6-6b) Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.


Renungan:

Dalam beberapa kesempatan saya menyaksikan suatu pemandangan yang berbeda dengan kisah Yesus itu. Walau dulu saya tidak ngalami, saya melihat ketika ada anak Paroki ditahbiskan menjadi imam Paroki tersebut menyediakan aneka macam acara untuk mensyukuri tahbisan tersebut. Tidak jarang dua jadual misa Paroki digabungkan demi perayaan tahbisan imam tersebut. Mereka bersukacita karena anak Parokinya ditahbiskan menjadi imam.
Kondisi berbeda dialami Yesus. Walau dia banyak membuat aneka mukjijat. Orang banyak selalu menantikan kehadiran dan sabdaNya, namun orang-orang di daerahNya malah kecewa denganNya karena Ia hanya anak Yusup si tukang kayu dan anak Maria (ay.3). Ya ternyata yang dialami Yesus, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya" (ay.4).
Secara manusiawi umumnya orang akan bergembira kala anak daerahnya menjadi pribadi yang berhasil dan melakukan banyak karya. Tentu hal tersebut akan memberikan kebanggaan tersendiri pada si anak itu. Maka Yesus pun terheran-heran kala tetanggaNya tidak percaya dan menolak Dia (ay 6a). Namun tampaknya pengalaman itu tidak perlu menyurutkan hati mereka yang mempunyai orientasi hidup yang jelas. Diterima atau ditolak tidak perlu menjadi alasan untuk tetap melanjutkan tugas perutusan yang diemban. "Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar" (ay 6b).

Kontemplasi:
Duduklah dengan tenang. Pejamkan matamu. Cobalah bayangkan dan bandingkan kisah yang dialami Yesus (Mrk. 6:1-6) dan kisahmu di daerahmu.

Refleksi:
Tulislah pengalamanmu menjadi saksi Kristus di daerahmu.

Doa:
Ya Yesus, Guru dan Penuntunku, jagailah semangatku untuk selalu teguh dan kuat bersatu dengan kehendakMu dalam situasi apapun terutama kala mengalami tidak dipercaya dan ditolak. Amin.

Perutusan:
Aku akan melanjutkan perjalanan kasih Tuhan walau harus berada dalam aneka rintangan.

0 comments:

Post a Comment