Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, July 9, 2014

ALTERNATIF RAMA YADI





Selain Rama Agoeng, para rama Domus Pacis sudah masuk golongan yang mengidap penyakit. Tampaknya, selain Rama Harjaya, kelima rama memiliki lebih dari satu penyakit. Hal ini dapat ditengarai dengan perlengkapan obat yang menyertainya lebih-lebih sekitar saat makan. Di antara rama-rama yang harus memperhatikan penyakitnya secara ekstra, ada yang biasa berhubungan dengan upaya alternatif di luar rumah sakit: Rama Harto dan Rama Yadi. Bahkan Rama Yadi termasuk memiliki amat banyak tempat-tempat berobat alternatif karena beliau yang paling rajin mencari pengobatan di luar rumah sakit.

Semingguan yang lalu ketika makan pagi Rama Yadi membawa beberapa bungkus kertas. "Kok ngasta bubur kathah, pikantuk saking pundi?" (Tumben membawa banyak bungkus bubur, dapat dari mana?) tanya Rama Bambang karena Rama Yadi memang sering mendapatkan nasi bubur yang dibungkus dengan kertas minyak. Menanggapi pertanyaan Rama Bambang tersenyumlah Rama Yadi dan kemudian berkata "Niki pil-pil khusus saking Sin She" (Ini pil-pil tablet dari Sin She). "Wela, sing nggolekke sinten? Biasane larang je" (Oh, yang mencarikan siapa? Biasanya mahal) sahut Rama Bambang yang langsung disambung oleh Rama Yadi "Pancen larang. Sing paling larang wolung yutanan. Sing paling murah telung yutan. Niki sing tengahan rega limang yuta wolung atus" (Memang mahal. Yang paling mahal seharga Rp. 8jutaan. Sang paling murah Rp. 3jutaan. Ini yang menengah seharga Rp. 5.800.000). Rama Bambang bertanya lagi "Sing numbaske sinten?" (Siapakah yang membelikan?) yang dijawab oleh beliau sambil tersenyum "Mbayar dhewe. Ning bareng pun ngombe sedina, rasane pancen beda" (Membayar sendiri. Dan sesudah meminum sehari, rasanya memang jadi lain ada kemajuan). Rama Yadi baru dua hari memang tampak jadi segar sehingga pada Sabtu 5 Juli pada waktu makan pagi Rama Bambang berkata kepada Rama Agoeng "Sesuk sore sing pidato atas nama Komunitas ngge ulang tahun tahbisan njenegan Rama Yadi lho. Ben seger, beliau ngantos tumbas obat larang" (Besok Rama Yadi bertugas berpidato atas nama Komunitas untuk ulang tahun tahbisan Anda, lho. Dan biar tampak segar beliau membeli obat mahal). Semua tertawa terbahak-bahak. Rama Bambang pun setiap makan merasa senang sekali. Karena dengan obatnya, yang sekali minum lebih dari 24 tablet, Rama Yadi tidak boleh menyantap beberapa masakan dan menu sesuai petunjuk dalam kertas terlampir pada salah satu bungkus.

0 comments:

Post a Comment