Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, July 28, 2014

PELUANG BARU



Pada hari Minggu 27 Juli 2014 Bu Agnes dari Pugeran mengirim SMS ke Rama Bambang "Romo, benjing lebaran sampun wonten ingkang masak? Menawi dereng kula rencana damel opor ayam vegetarian ..." (Rama, hari Idul Fitri besok sudah ada yang masak belum? Kalau belum saya berencana memasak opor ayam vegetarian ...). Rama Bambang membalas SMS dengan memberi informasi bahwa yang kosong sebenarnya saat makan siang tetapi sudah diganti oleh Bu Rini. Di situ Rama Bambang menambahkan "Ning nek arep nambah, ya oke ha ha ha ..." (Tetapi kalau akan nambah, oke aja ha ha ha ...) yang langsung dijawab oleh Bu Agnes "Syukurlah. Lha namung vege je, kula lingsem je!" (Syukurlah. Tetapi ini hanya vegetarian, saya malu!). 

Ternyata pada Senin 28 Juli 2014 sekitar jam 11.00, tepat pada Hari Raya Idul Fitri, Bu Agnes datang bersama 3 orang anaknya dan satu kemenakannya. Ada beberapa jenis masakan yang kesemuanya dari bahan-bahan vegetarian. Bahkan daging gule pun terbuat dari tepung. Ketika mereka sedang asyik menata dan membawa ke kamar makan Domus, datanglah Bu Rini membawa menu sayur dan lauk termasuk ketupat-ketupat untuk makan siang Domus Pacis. Gabungan dua keluarga membuat suasana Domus yang sedang banyak tamu jadi makin meriah. Dalam kesempatan ini, ternyata perjumpaan Bu Agnes dan Bu Rini menghadirkan kepada mereka peluang baru. Bu Agnes adalah pengusaha kecil home industri bumbu-bumbu masakan vegetarian. Tahu akan hal ini Bu Rini tertarik untuk ikut memasarkan. "Saking kula regi produksi" (Yang dari saya pakai harga produksi) kata Bu Agnes yang disahut oleh Bu Rini "Le nyade pintenan?" (Berapa harga jualnya?). Bu Agnes berkata "Sumangga badhe disade pinten. Menika terserah penjual" (Terserah mau dijual seharga berapa. Ini terserah pada penjual). Dan Bu Rini, yang memang pandai berbisnis, dengan ceria berseru "Wah, aku isa entuk bathi separone" (Wah, aku akan dapat untung 50%).

0 comments:

Post a Comment