Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, July 13, 2014

TAK MENUNDA


Hari masih pagi, Senin 14 Juli 2014, ketika Rama Bambang mendapatkan SMS dari Bu Rini, salah satu relawati Domus Pacis, jam 05.03 "He ... he ... Indra sekarang cengar cengir karena saya menjagoi Jerman." Indra adalah putra kedua Bu Rini yang dalam final Piala Dunia katanya amat mantap menjagoi Argentina. Bu Rini ternyata juga menjagoi Argentina. Ketika ini diceritakan, Rama Bambang "menasehati" agar mengalah kepada anak dan mereka berdua bertaruh siapa kalah mengasih uang Rp. 10.000. Ketika Rama Bambang ganti SMS tentang Bu Rini dapat uang, maka dia menjawab "Kata Indra uangnya besok kalau sudah dikasih uang saku mama."

Sebenarnyalah, ketika makan Minggu malam 13 Juli 2014, ada pembicaraan hangat di ruang makan. Mas Fredy berkata bahwa Rama Agoeng menjagoi Argentina dan dia sendiri memihak Jerman. "Argentina mesthi menang" (Argentina pasti menang) kata Rama Tri Wahyono. Rama Bambang pun bertanya kepada Rama Harto "Njenengan njagoi pundi?" (Anda menjagoi mana?) yang dijawab pelan-pelan dengan suara rendah "Aaaar... geeeen... tina." "Ya wis nek dha njagoi Argentina, aku ngalah njagoi Jerman" (Ya sudah. Kalau semua menjagoi Argentina, saya mengalah dengan menjagoi Argentina) kata Rama Bambang yang dilanjutkan "Totohan pa piye?" (Bagaimana kalau taruhan?). Rama Tri langsung menyahut "Yoooh. Limang atus ewu" (Ya, Rp. 500.000) yang dipotong oleh Rama Bambang "Aja mang atus ewu. Engko dhuwitmu entek. Sumbermu rak mung uang saku. Jan-jane sakyuta wae aku wani wong aku nyimpen stipendium" (Jangan Rp. 500.000. Nanti uangmu habis. Sumbermu kan hanya uang saku. Sebenarnya Rp. 1.000.000 pun aku berani karena aku menyimpan stipendium atau uang honor misa) yang disambut tertawa oleh semua. "Ya wis, seket ewu wae" (Ya sudah, Rp. 50.000 saja) kata Rama Tri. "Rama Harto pripun? Nyeket ewu nggih?" (Bagaimana, Rama Harto? Ikut taruhan Rp. 50.000, ya?) kata Rama Bambang ke Rama Harto yang setelah lama diam kemudian menjawab "Mbooooten" (Tidak). Kisah Domus ini bermuara pada makan pagi 14 Juli 2014. Rama Tri memberikan uang Rp. 50.000 ke Rama Bambang. Ternyata kisah kecil "menunda" seperti Indra, putra Bu Rini, tidak terjadi di Domus Pacis. Ha ha ha ....


0 comments:

Post a Comment