Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, July 16, 2014

HARUS BERSUKACITA!! FILIPI 4:4 RENUNGAN HUT LANSIA GKP TANGERANG

"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" Filipi 4:4

Ada sebuah lirik lagu yang bunyinya begini:
"Hati yang gembira adalah obat
S'perti obat hati yang senang
Tapi semangat yang patah keringkan tulang
Hati yang gembira Tuhan senang"
(diambil dari Amsal 17:22)
Katanya jadi orang Kristen itu harus selalu bersukacita. Katanya orang Kristen itu tidak boleh bersedih. Harus selalu gembira. Kalau wajahnya cemberut tandanya kurang beriman. Apa anda setuju?

Mungkin ada di antara kita yang mengamininya. Tapi apa mungkin, seorang Kristen selalu gembira? Jawabannya adalah tidak mungkin. Mengapa? Karena pengkotbah saja mengatakan dalam Pkh 3:1-15, "untuk segala sesuatu ada masanya." Tidak selalu kita tertawa, ada waktunya juga untuk menangis.

Jadi, apakah orang Kristen harus selalu tertawa? Harusnya sih tidak boleh, sebab kalau dia tertawa terus menerus di ibadah pemakaman bukankah itu menunjukkan ada yang kurang beres? hehehe...

Lalu sekarang, apa yang dimaksudkan oleh Paulus dengan bersukacitalah senantiasa? Tentunya bukan berarti kita gembira terus-terusan. Tapi juga bukannya juga sedih terus-terusan. Ada orang yang suka sekali bersungut-sungut dan mengeluh seakan hidupnya paling menderita di dunia ini.

Alkisah, ada seorang petani yang terkenal karena sikapnya yang negatif. Suatu hari seorang tetangga berhenti dan mengomentari tanaman si petani yang tumbuh dengan subur. "Anda pasti sangat gembira dengan panen tahun ini," katanya. Si petani dengan enggan menjawab, "Ya, betul, memang kelihatannya baik. Tetapi hasil bumi yang istimewa ini sangat sulit ditanam. Sama juga seperti bangsa Israel di padang gurun yang selalu berkeluh kesah pada Musa karena merasa tidak puas dengan apa yang sudah disediakan Tuhan. Capek sedikit jalan di padang gurun, ngeluh. Lapar sedikit ngeluh, haus sedikit ngeluh. Untung, Tuhan sabar yah?!
Nah, bergembira terus-terusan bukan sikap bijak. Mengeluh terus-terusan dan sedih terus-terusan juga gak benar, jadi harus bagaimana dong? 

Paulus menasehatkan untuk bersukacita senantiasa di dalam Tuhan! Kalau bersukacitalah senantiasa tanpa Tuhan pasti sangat sulit untuk dilakukan. Ada begitu banyak orang jadi putus asa karena tidak tinggal di dalam Tuhan. Masih muda hidupnya jauh dari Tuhan. Sudah tua masih saja tidak percaya sama Tuhan. Nah, mau jadi apa orang macam itu? Ketika masalah hidup datang, imannya goyah, merasa sendirian, dikuasai oleh kecemasan dan kegelisahan. Akhirnya tensi jadi tinggi dan kepala pusing-pusing. Makan gak enak. Tidur gak enak. Padahal kata Tuhan, "Apakah dengan kekuatiranmu kamu bisa menambahkan sehasta saja pada jalan hidupmu, hai kamu orang yang kurang percaya?"

Jadi, SELALU bersukacita itu bisa! Kalau dilakukan di dalam Tuhan. Pertanyaannya, apakah isi hati kita? Tuhan atau kecemasan? Tuhan atau iri hati? Tuhan atau nafsu dunia? Saya ingat seorang teman saya pernah berkata begini, " Kalau kamu mau tahu seberapa besar Tuhan bisa bekerja dalam hidupmu, sebesar ruang di hati kamu yang kamu sediakan untuk Tuhan bekerja".

Orang yang bersukacita di dalam Tuhan mengandalkan Tuhan dalam pergumulan hidup, bukan kekuatannya sendiri. Masalah boleh ada, kecemasan boleh mampir tapi tidak tinggal lama-lama dan menguasai pikiran sehingga membuat stress dan wajah jadi muram terus. Lalu kita jadi marah-marah. Boro-boro ikutan persekutuan dan melayani, yang ada malah mengurung diri di rumah. Seakan dalam hidupnya tidak ada Tuhan. 

Jadi, kalau Paulus memesankan pada jemaat Filipi untuk bersukacitalah senantiasa, apalagi sampai diulang dua kali, bukan berarti Paulus menyuruh mereka melupakan masalah. Masalah harus tetap dihadapi. Tapi tidak boleh dengan cemas dan kuatir karena kita tidak sendirian. Ada Tuhan yang hidup yang selalu beserta. Jadi buat apa lagi harus sedih dan dikuasai kecemasan? Apalagi sampai sakit dan tidak datang ke gereja.

Paulus tahu, jemaat ini sangat kompak. Imannya sudah bertumbuh, tapi iman itu bisa goyah kalau tidak ada sukacita. Bicara soal aniaya, baik dulu maupun sekarang, orang Kristen selalu menghadapi. Bicara soal masalah, dulu maupun sekarang, selalu ada. Tapi bedanya orang Kristen dan bukan dalam menghadapi masalah tentunya berbeda. Orang yang percaya pada Tuhan, dapat tetap bersukacita karena merasa tidak pernah sendiri. Ada Tuhan beserta, dan karenanya bisa tetap memuji Tuhan, bisa tetap beribadah, bisa tetap hepi meski hidup ini susah.

Karena itu, lansia harus tetap bersukacita! harus tetap bersemangat! Meski kata orang, usia ini katanya udah gak bisa apa-apa? Apa lansia benar-benar tidak bisa apa-apa? Pasti ada dan banyak yang lansia bisa lakukan. Ingat kata Pak Joni dan Sdri Sifra. Masa muda itu sunrise. Masa tua itu sunset. Indah. Mari jadikan masa tua kita sebagai kenangan indah untuk anak cucu. Supaya mereka bisa belajar beriman dari kita. Mereka belajar hidup taat dan percaya dari kita. Tuhan memberkati.

dikirim oleh Dina Esterina dalam dinaesterinastories.blogspot.com 11 Maret 2012

0 comments:

Post a Comment