Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, July 23, 2019

Lamunan Pekan Biasa XVI

Rabu, 24 Juli 2019

Matius 13:1-9

13:1. Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau.
13:2 Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai.
13:3 Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.
13:4 Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
13:5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
13:6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
13:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.
13:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.
13:9 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, orang baru sungguh bisa jadi pembicara kalau sudah mampu tampil omong di hadapan publik. Ahlinya akan disebut publick-speaker.
  • Tampaknya, orang baru sungguh bisa jadi pembicara kalau mampu menghadirkan penjelasan atas materi yang disodorkan. Dia mampu menjelaskan dengan kata-kata yang mudah ditangkap oleh audiens.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun mampu membuat penjelasan dengan mudah disertai aneka banyolan, orang baru sungguh mampu menjadi pembicara publik kalau bisa mendorong audiens untuk berpikir sendiri misalnya dengan hadirkan perumpamaan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati, kalau berbicara dengan orang lain, orang akan memperhitungan pola pikir lawan bicaranya dan menghargainya.
Ah, pembicara hebat itu ya yang banyak diundang oleh kaum cendekia.

0 comments:

Post a Comment