Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, July 18, 2019

Santo Frederikus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 6139 Diterbitkan: 05 September 2013 Diperbaharui: 12 Oktober 2015

  • Perayaan
    18 Juli
  • Lahir
    Hidup pada abad ke - 9
  • Kota asal
    Utrecht - Belanda
  • Wafat
    MARTIR. Ditusuk dengan pisau sampai mati ketika sedang merayakan misa pada 18 Juli 838
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation Sumber : Katakombe.Org

Frederikus hidup pada abad kesembilan di Utrecht, di bagian tengah Belanda. Setelah ditahbiskan menjadi imam, Uskup Ricfried menyerahinya tanggung jawab atas biara-biara. Sekitar tahun 825, ia dipilih untuk menggantikan Ricfried sebagai Uskup Utrecht.
Uskup Frederikus menaruh perhatian besar pada umat dalam keuskupannya. Ia juga memberikan prioritas utama pada karya misi. Ia mengutus St. Odulf dan imam-imam lainnya yang gagah berani ke daerah-daerah di mana penduduknya masih kafir. Ia menghendaki mereka mendengar warta Kabar Gembira.
Karena kedudukannya sebagai uskup, Frederikus juga mendapatkan musuh-musuh. Para pangeran sangat menentang cara hidup amoral ibu angkat mereka; ratu Yudith yang berkuasa saat itu. Mereka meminta Uskup Frederikus untuk berbicara kepada ratu. Uskup mendekatinya dengan lembut tapi tegas. Namun sang ratu tidak senang dinasehati. Ia malahan marah dan merasa terhina.
Tantangan yang lain adalah orang-orang yang tinggal di bagian utara keuskupan Frederikus yang disebut kaum Walcheren. St. Frederikus mengutus imam-iman untuk menghantar orang-orang di sana pada iman akan Yesus. Frederikus tahu daerah itu berbahaya dan tidak bersahabat. Ia terus memantau imam-imam yang ia utus. Ia menyemangati mereka dan berusaha membantu agar masyarakat menerima kekristenan. Meski begitu, mereka tidak siap untuk mendengarkan dengan cara apapun. Mereka membalas perhatian uskup kepada mereka dengan kedengkian.

Pada tanggal 18 Juli 838 bapa Uskup baru saja merayakan Misa. Dengan khusuk ia mengucap syukur ketika dua orang menikamnya dengan pisau. Sebuah ayat dari Mazmur 116 terlintas di benaknya. Perlahan-lahan, uskup yang di ambang ajal itu berdoa, “Aku boleh berjalan di hadapan TUHAN di negeri orang-orang hidup.” Beberapa menit kemudian ia pun wafat.
Sebagian orang mengatakan Ratu Yuditlah yang mengutus pembunuh-pembunuh bayaran karena murkanya kepada sang uskup. Sebagian orang beranggapan bahwa pihak yang bertanggung jawab adalah orang-orang Walcheren. Para pembunuh tidak pernah tertangkap dan dihukum. Uskup Frederikus dihormati sebagai seorang martir dan Santo.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

 Sumber : Katakombe.Org

0 comments:

Post a Comment