Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, February 12, 2014

Sabda Hidup


Kamis, 13 Februari 2014
Yordanus dr Saksonia
warna liturgi Hijau
Bacaan:
1Raj. 11:4-13; Mzm. 106:3-4,35-36,37,40; Mrk. 7:24-30

Markus 7:24-30:
24 Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. 25 Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. 26 Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. 27 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." 28 Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak." 29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu." 30 Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.

Renungan:
Suatu kali ada seorang ibu dengan dua orang anaknya datang menemuiku. Aku belum begitu kenal dengan orang tersebut. Omong punya omong akhirnya dia menyampaikan maksud kedatangannya. Ia ingin meminjam sejumlah uang. Jumlahnya sangat fantastis. Karena aku tidak mampu memenuhi si ibu tadi pulang. Beberapa hari kemudian ia sms dan marah-marah karena merasa tidak diperhatikan oleh gembalanya.
Kisah ibu itu sangat berbeda dengan ibu yang dituliskan dalam Injil Mrk. 7:24-30. Walau mendapat kata-kata, "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing" (ay.27), si ibu tidak putus asa apalagi marah. Ia tetap percaya Yesus mau memberikan pembebasan anak yang kerasukan. Keteguhan dan kerendahan hati si ibu menggerakkan Yesus untuk menolong.
Kadang kita berhadapan dengan orang yang "memperdagangkan" belas kasih dan orang yang tulus mengharapkan pertolongan. Pada mereka kita perlu selalu waspada. Kita perlu melatih diri untuk bisa membedakanya. Biarlah yang tulus bisa mendapatkan berkahNya. Mereka yang kesulitan mesti ditolong. Namun pada mereka yang hanya memanfaatkan  bisa kita tolak, dan menjaga  supaya orang tersebut tidak mencari korban yang lain.

Kontemplasi:
Duduklah sambil memejamkan matamu. Bayangkan kisah dalam Injil Mrk. 7:24-30. Bandingkan dengan semangatmu.

Refleksi:
Tulislah pengalamanmu ketika menghadapi orang yg sungguh-sungguh membutuhkan pertolongan dan yang ingin menipu.

Doa:
Tuhan, semoga aku mempunyai harapan yang kuat akan pertolonganMu. Amin.

Perutusan:
Aku akan menjaga keyakinanku bahwa Tuhan pasti menolongku.

2 comments:

Anonymous said...

yup ... Merendahkan diri kita dihadapan Allah; adalah satu prasyarat penting untuk [ keberhasilan menerima / terkabulnya pertolongan ] anugerah belas-kasih-NYA.

Domus Pacis Puren said...


"Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Luk 14:11)

Post a Comment