Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, March 8, 2014

KUNCI PINTU


Pada pagi Jumat 7 Maret 2014 yang ada di sekitar meja makan adalah Rama Yadi, Rama Harto, Rama Tri Wahyono, Rama Agoeng, dan Rama Bambang. Mbak Tari menyuapi Rama Harto dan Mas Krisa menyuapi Rama Tri Wahyono. "Wingi sonten kula njaluk Mbak Tari nyimpen kunci pintu kamar tamu ngajeng disimpen teng kamar karyawan" (Kemarin sore saya meminta Mbak Tari untuk menyimpan kunci kamar tamu depan untuk disimpan di kamar karyawan) kata Rama Bambang yang disambung pertanyaan Rama Yadi "Pripun, ta?" (Bagaimana, ta?). Rama Bambang menjelaskan bahwa banyak tamu salah satu rama yang ketika masuk membunyikan bel kamar tamu. Karyawan membukakan pintu. Pintu dikunci kembali dan digantungkan di tempat kunci kamar tamu. Ketika tamu itu pulang, dia atau mereka mengambil kunci dan membuka dan menutup pintu sendiri. Maka pintu tidak tertutup lagi dari dalam sehingga tamu-tamu lain dapat masuk dan keluar tanpa permisi dan minta diri dari penjaga. Sebenarnya hal ini sudah diatur agar kunci dipegang karyawan. Para rama Domus yang masih pergi keluar sendiri sudah diberi kunci duplikat. Tetapi ternyata keadaan kembali seperti semula walau sebagian besar sudah membunyikan bel ketika datang. Ada orang yang tampaknya tersinggung dengan masuk dan keluar harus melalui pelayanan karyawan. Orang seperti ini biasanya adalah yang merasa dekat dengan rama tertentu dan sering mau ikut mengatur kerja karyawan.

"Ning kunci butulan mburi nggih mboten onten" (Tetapi kunci pintu masuk keluar belakang juga tidak ada) tiba-tiba Rama Agoeng berkata. Rama Bambang menyambung "Kula wau dalu mlebet dikunci, mila kula mbikak mawi kunci kula" (Saya tadi malam masuk sudah terkunci, maka saya buka dengan kunci saya) yang disahut oleh Rama Agoeng "Kula sing ngunci ngangge kunci kula. Dhek kula mlebet dereng dikunci. Rama Jaka ndukani merga lawang mboten dikunci lan terus kula wangsuli wis takkunci. Kuncine ora ana" (Saya yang mengunci. Ketika saya masuk belum terkunci. Rama Jaka marah karena pintu tidak dikunci dan kemudian saya jawab bahwa sudah saya kunci. Kuncinya tidak ada). Rama Agoeng meminta Mbak Tari agar bertanya kepada tukang cat yang sedang mengecat pintu-pintu Domus bagian luar. Barangkali terbawa oleh salah satu dari mereka. Dan ketika akan makan siang Rama Agoeng berkata pada Rama Bambang "Sing nyimpen kunci Mas Heru teng papan yang dirahasiakan" (Yang menyimpan adalah Mas Heru di tempat yang dirahasiakan). Mas Heru adalah salah satu karyawan Domus Pacis.

0 comments:

Post a Comment