Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, March 31, 2014

Sabda Hidup


Selasa, 01 April 2014
Nonius Alvares Pereira
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Yeh. 47:1-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; Yoh. 5:1-16

Yohanes 5:1-16:
1 Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem. 2 Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya 3 dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. 4 Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya. 5 Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. 6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?" 7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." 8 Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." 9 Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat. 10 Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: "Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu." 11 Akan tetapi ia menjawab mereka: "Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah." 12 Mereka bertanya kepadanya: "Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?" 13 Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. 14 Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." 15 Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. 16 Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.


Renungan:
Siapa orang yang suka dengan sakit? Tentu anda menjawab tidak suka. Sakit satu dua hari saja sering sudah membuat rasa tidak nyaman. Makin lama sakit diderita makin tidak sabar untuk mendapatkan kesembuhan. Kadang orang tergoda mencari jalan pintas agar segera terbebaskan dari penderitaan sakit.
Dalam Injil dikisahkan orang menderita sakit selama 38 tahun. Ia setia menunggu kesempatan mendapatkan kesembuhan dari mukjijat kolam Betesda. Kondisinya membuatnya selalu kalah cepat dibanding dengan yang lain. Mungkin kala itu belum ada budaya antre, atau mungkin orang sengaja berebut supaya segera mendapatkan kesembuhan.
Ketekunan menantikan kesempatan mendapat sembuh menggerakkan hati Yesus untuk menolong orang itu. Yesus pun memulai tindakan itu dengan bertanya terlebih dulu, "Maukah Engkau sembuh?" (Yoh 5:6). Kisahnya semakin mengerakkan hati Yesus untuk menolong walau harus melanggar kebiasaan di hari sabat. Yesus pun menyuruhnya mengangkat tilamnya dan ia pun menuruti perintah Yesus dan sembuh. Maka rasanya kalau ingin sembuh kita pun perlu "mengangkat tilam" kita dan percaya Tuhan menolong kita. Kesembuhan dari sakit sangat ditentukan oleh sikap dan tindakan kita sebagai orang yang mau sembuh. Keyakinan dan kemauan sembuh menjadi elemen penting bagi kesembuhan kita selain obat dan perawatan dari mereka yang berkompeten.
 
Kontemplasi:

Pejamkan matamu sejenak. Ingatlah salah satu pengalaman sakit yang melelahkanmu dan bagaimana anda bisa lepas dari suasana tersebut.

Refleksi:
Tulislah pengalaman kontemplasimu.

Doa:
Tuhan anugerahkanlah kesembuhan pada saudara-saudariku yang telah lama menderita sakit. Amin.

Perutusan:
Aku akan menguatkan mereka yang lagi menderita sakit berkepanjangan.

0 comments:

Post a Comment