Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, March 20, 2014

Sabda Hidup


Jumat, 21 Maret 2014
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Kej. 37:3-4,12-13a,17b-28; Mzm. 105:16-17,18-19,20-21; Mat. 21:33-43,45-46

Matius 21:33-43,45-46:
33 "Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 34 Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. 35 Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. 36 Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. 37 Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. 38 Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. 39 Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. 40 Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" 41 Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya." 42 Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. 43 Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. 45 Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. 46 Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi.

Renungan:
Secara ringkas bacaan ini mau menggambarkan bagaimana Allah telah mengutus banyak nabi, bahkan PuteraNya sendiri, untuk menyelamatkan manusia. Namun manusia telah menolaknya bahkan membunuh utusan-utusan itu.
Dalam kesempatan ini saya tertarik merenungkan mengapa si pemilik kebun membangun menara jaga di dalam kebun (Mat 21:33). Tentu menara ini dibangun untuk menjagai kebunnya. Biasanya di menara itu, yang dibangun tinggi, ada satu atau dua orang penjaga. Mereka yang akan mengawasi para penggarap kebun. Kadang-kadang walau di menara tidak ada penjaganya, para penggarap sudah merasa terawasi. Itulah salah satu fungsi dari menara itu, yaitu memberi kesan bahwa mereka yang bekerja di kebun itu selalu terawasi.
Allah kita memang tidak membangun menara untuk mengawasi kita. Dia selalu hadir di dekat kita untuk menuntun kita ke jalan yang baik. Ia mengantar kepada kehidupan terbaik walau kadang terasa berat untuk kita ikuti. Namun marilah kita menangkap tuntunan Allah itu, supaya kita menuju pada jalanNya tanpa hanya karena merasa terawasi, tetapi sungguh karena sadar bahwa Dia mau menyelamatkan kita sebelum semuanya itu diberikan kepada yang lain karena kita menolaknya.

Kontemplasi:
Bayangkan Allah berjalan mendampingi peziarahan hidupmu. Ia membawakan aneka bekal yang kauperlukan. Ia meluruskan arah ketika kau hampir tersesat. Ikutilah jalan dan tuntunanNya..

Refleksi:
Tulislah pengalamanmu dalam merasakan tuntunan jalan Tuhan.

Doa:
Tuhan terima kasih telah memberikan segala kebutuhan yang lebih dari cukup. Semoga aku pun rela berbagi hasil denganMu  Amin.

Perutusan:
Aku berani dan rela  menyerahkan hak Tuhan.

0 comments:

Post a Comment