Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, March 4, 2014

Sabda Hidup


Rabu, 05 Maret 2014
HARI RABU ABU Pantang dan Puasa
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Yl. 2:12-18; Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17; 2Kor. 5:20-6:2; Mat. 6:1-6,16-18

Matius 6:1-6,16-18:
1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. 2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.  3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. 4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." 5 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. 16 "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, 18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Renungan:
Hari ini adalah Rabu Abu. Mungkin kemarin sore sudah ada yang terima abu sebagai tanda pertobatan "bertobatlah dan percayalah pada Injil" dan memasuki masa prapaskah. Mungkin pagi ini ada yang lagi siap-siap ke Gereja. Selamat menerima berkat pertobatan.
Selain menerima abu kita pun diundang untuk berpuasa dan berpantang. Hari Rabu Abu dan Jumat Agung menjadi hari puasa orang Katolik. Tiap Jumat sampai Pekan Suci nanti kita diajak untuk berpantang. Bisa menambah hari sendiri. Ketika puasa Yesus mengajak kita untuk tetap tampil wajar bahkan berhias minyak agar orang tidak melihat kita lagi berpuasa (Mat 6:17-18). Gereja kita mengajak mengumpulkan dana yang biasa kita gunakan untuk membeli bahan2 saat kita puasa dan pantang dalam kotak/celengan APP. Puasa kita bukan sekedar menahan diri dari nafsu, tapi juga mendidik diri untuk bersolider pada mereka yang membutuhkan pertolongan.
Perkenankan saya sampaikan satu link film pendek bikinan Komsos KAS. Semoga film ini bisa memberi inspirasi untuk menjalani masa pantang dan puasa di prapaskah ini. Silakan KLIK http://www.youtube.com/watch?v=GKL7c64FqiE

Kontemplasi:
Pejamkan matamu. Bayangkan pantang dan puasa yang akan kaujalani.

Refleksi:

Tulislah niat-niatmu untuk berpantang dan berpuasa di masa prapaskah ini.

Doa:

Tuhan semoga dengan berkat abu di dahiku aku menyadari kerapuhanku dan bersandar pada kuasa kasihMu. Sertailah aku menjalani masa prapaskah ini. Amin.

Perutusan:
Aku mewartakan puasa dan pantang demi solidaritas.

0 comments:

Post a Comment