Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, March 11, 2014

MENGISI WAKTU LUANG??


Di gedung pertemuan Paroki Baciro pada Minggu 9 Maret 2014 ada seminar bagi kaum lanjut usia (lansia). Tema yang terpampang di kain dekorasi ditulis "Kata Rama dan Dokter tentang Usia Tua". Kelompok Tim Kerja Lansia (KTKL) Paroki Baciro mengundang Rama Bambang dan Dr. Y.B. Subroto. Pak Giyo dari Lingkungan Karanganom, Paroki Baciro, bertindak sebagai pemandu seminar yang berlangsung selama 2 jam dari 09.00-12.00. Dr. Broto memulai pembicaraan berkaitan dengan soal realita alami menua dan berhadapan dengan munculnya berbagai penyakit serta cara menghadapinya. Ternyata dalam paparannya Dr. Broto amat kental melekatkan segalanya berkaitan dengan sikap iman keterbukaan dengan Allah. Dari sini Rama Bambang tinggal memberi tekanan bahwa dalam keadaan apapun orang harus selalu bersyukur dengan mengutip kata-kata Santo Paulus dalam 1 Tes 5:15 "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." Ini adalah sikap umum pengikut Kristus dalam beriman dari segala usia dan segala kondisi serta situasi. Khusus bagi kaum tua Rama Bambang mengutip kata-kata Yesus dengan tembang macapat dari buku Injil Papat Piwulang Sang Guru Sejati Ing Tembang Macapat halaman 538 yang berasal dari Injil Yohanes 21:18 "Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." Sesudah paparan dari dua pembicara Pak Giyo membuka tanya jawab dan sharing dari para peserta.

Ketika seminar telah selesai, acaranya adalah makan bersama. Pada kesempatan makan Dr. Prawoto, salah satu peserta seminar, ikut bergabung makan bersama Dr. Broto dan Rama Bambang. Kedua dokter ini menyinggung soal banyaknya waktu luang sesudah orang menjadi tua. Di sini Rama Bambang juga menyangkutkan pengalaman Rama Rusgiarto, Rama Pembantu Paroki Baciro, yang menyampaikan sharing sebagai peserta seminar. Beliau mengatakan bahwa kini kerap sulit tidur, karena kalau tidur hanya sebentar. Kalau terdiam kemudian terjadi pikiran melayang-layang. "Sing dadi soal niku wong-wong terus bingung piye le ngisi wektu luang" (Yang menjadi soal orang-orang kebingungan bagaimana mengisi waktu luang) kata Rama Bambang yang disambung oleh dokter Prawoto "Leres, rama. Wong kudu isa ngisi wektu luang" (Benar, rama. Orang harus dapat mengisi waktu luang). Dokter Broto menambahkan "Jan-jane akeh impian sing durung tercapai merga maune akeh gawean" (Sebenarnya masih banyak impian yang belum tercapai karena sebelumnya banyak kerjaan). "Ning klerune, nek isa nemokke, niku mung dadi pengisi waktu luang merga wis nganggur" (Tetapi yang keliru, kalau sudah menemukan, itu hanya menjadi pengisi waktu luang karena sudah menganggur) komentar Rama Bambang yang disahut oleh dkoter Prawoto "Lho kok klentu?" (Mengapa keliru). Rama Bambang kemudian mengatakan apa yang menjadi pengalamannya "Yen pun isa nemokke sing isa ditandangi, niku kudu dadi profesi utawi gaweyan individual di masa tua. Kula onten sing ngajari ngurus internet termasuk blog, niku terus kula dadekke tugas imamat untuk pewartaan. Saben wong mesthi duwe talenta sing durung dikembangke" (Kalau sudah dapat menemukan yang bisa dikerjakan, itu harus menjadi profesi atau pekerjaan individual di masa tua. Ada yang melatih saya mengurus internet termasuk blog, dan ini kemudian saya jadikan tugas imamat untuk pewartaan. Setiap orang memiliki talenta yang belum dikembangkan).

0 comments:

Post a Comment