Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, March 29, 2014

Lamunan Pekan Prapaskah IV



Minggu, 30 Maret 2014

Yohanes 9:1.6-9.13-17.34-38

9:1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
9:6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi
9:7 dan berkata kepadanya: “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.” Siloam artinya: “Yang diutus.” Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.
9:8 Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: “Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?”
9:9 Ada yang berkata: “Benar, dialah ini.” Ada pula yang berkata: “Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.” Orang itu sendiri berkata: “Benar, akulah itu.”
9:13 Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi.
9:14 Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat.
9:15 Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: “Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat.”
9:16 Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: “Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.” Sebagian pula berkata: “Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?” Maka timbullah pertentangan di antara mereka.
9:17 Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: “Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?” Jawabnya: “Ia adalah seorang nabi.”
9:34 Jawab mereka: “Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?” Lalu mereka mengusir dia ke luar.
9:35 Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: “Percayakah engkau kepada Anak Manusia?”
9:36 Jawabnya: “Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya.”
9:37 Kata Yesus kepadanya: “Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!”
9:38 Katanya: “Aku percaya, Tuhan!” Lalu ia sujud menyembah-Nya.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, dalam hidup keagamaan orang biasa mengejar hidup suci dan berjuang menyingkir dari dosa. Kesetiaan menjalani tatacara dan aturan agama biasa menjadi bukti kesungguhan orang mendekatkan diri kepada Tuhan.
  • Tampaknya, keteledoran dalam menjalani hal-hal wajib dalam hidup keagamaan menjadi pertanda ketidaksungguhan orang tidak setia kepada Allah yang berakibat dosa yang membawa buah penderitaan. Yang dengan sengaja tidak mengindahkan hal wajib keagamaan dinyatakan hidup dalam kesesatan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa yang paling pokok dalam hal-hal wajib keagamaan adalah merasakan adanya pekerjaan ilahi yang selalu membawa kebaikan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan terbuka pada kebaikan walau menghadapi perilaku yang berbeda dari perilaku yang biasa terjadi dalam upaya menjaga kebaikan.
Ah, merubah kebiasaan bentuk kebaikan memang harus dicegah.

0 comments:

Post a Comment