Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, March 2, 2014

Sabda Hidup


Senin, 03 Maret 2014
Hari Biasa
warna liturgi Hijau
Bacaan:
1Ptr. 1:3-9; Mzm. 111:1-2,5-6,9,10c;  Mrk. 10:17-27

Markus 10:17-27:
17 Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 18 Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. 19 Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" 20 Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." 21 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." 22 Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. 23 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." 24 Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. 25 Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." 26 Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" 27 Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."

Renungan:
Kemarin sore Rm Bambang bercerita tentang pengalamannya mengantar anak karyawannya yang mau operasi caesar. Beliau menunggu proses operasi itu sambil tidur di lorong Rumah Sakit. Tiba-tiba dipanggil oleh pegawai administrasi untuk menandatangani beberapa surat. Petugas itu tidak kenal dan memandang remeh karena Rm Bambang kayak "kere", tidur di lorong. Pada hari berikutnya Rm Bambang memberi catatan kepada pimpinan bahwa pegawai itu tidak bersikap baik kepada orang kecil, dan tidak selaras dengan semangat Rumah Sakit tersebut.
Ya banyak orang tidak mudah menerima mereka yang kecil, lemah, miskin dan tersingkir. Pada kelompok ini sering muncul tindakan meremehkan, melecehkan bahkan meminggirkan dan mematikan. Berbeda dengan sikap pada mereka yang berada, berkuasa dan berpengaruh. Pada kelompok ini orang akan hormat bahkan rela merendahkan harga dirinya.
Sikap berbeda ditunjukkan oleh Yesus. Yesus menaruh hormat bukan pada harta, kuasa dan pengaruh dimiliki seseorang, tapi pada sikap mereka yang peduli pada yang membutuhkan. Harta sorga dimiliki oleh orang yang mempunyai sikap seperti itu. "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga" (Mrk 10:21). Maka marilah kepada siapapun kita tetap menghormati martabatnya sebagai ciptaan Tuhan.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu. Ingatlah kembali sikap-sikapmu terhadap segala milikmu dan kepedulianmu menggunakannya bagi mereka yang membutuhkan.

Refleksi:
Tulislah pengalamanmu menggunakan hartamu dan sikap sosialmu.

Doa:
Tuhan bebaskanlah aku dari kelekatan akan harta duniawi. Amin.

Perutusan:
Aku akan hormat pada orang lain karena martabatnya sebagai citra Allah.

0 comments:

Post a Comment