Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, March 30, 2014

Sabda Hidup


Senin, 31 Maret 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Yes. 65:17-21; Mzm. 30:2,4,5-6,11-12a,13b; Yoh. 4:43-54

Yohanes 4:43-54:
43 Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea, 44 sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri. 45 Maka setelah ia tiba di Galilea, orang-orang Galileapun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiripun turut ke pesta itu. 46 Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit. 47 Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati. 48 Maka kata Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya." 49 Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati." 50 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. 51 Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. 52 Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang." 53 Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu iapun percaya, ia dan seluruh keluarganya. 54 Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.

Renungan:
Suatu hari di suatu tempat di pasar malam ada sekelompok orang sedang asyik bermain dadu. Mata mereka asyik tertuju pada dadu itu. Suara gemuruh tong setan, suara keras sonund pentas dangdut tak mengusik mereka pada dadu-dadu yang dilempar si bandar. Di lain peristiwa seorang pastor mendapat keluhan dari seorang umat tentang anak yang ribut kala misa.
Dua kisah menggambarkan bagi saya bahwa fokus seseorang akan menentukan sikap orang tersebut. Si pemain dadu sungguh fokus dengan permainannya sehingga suara-suara di sekitarnya tidak mengusiknya. Sebaliknya si umat yang mengeluh merasa sangat terganggu dengan suara si anak karena dia sendiri tidak berfokus pada Tuhan yang disembah dalam Ekaristi. Maka yang ada di luar dirinya sangat menentukan disposisi batinnya dan dia tidak mendapat yang semestinya dia dapat.
Orang-orang Galilea mengalami siapa Yesus dan tindakan-tindakanNya. Maka "orang-orang Galileapun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu" (Yoh 4:45). Mereka tidak peduli tetangga sukunya menolak Yesus. Dalam diri mereka Yesus sungguh sangat berarti. Karena itu merekapun mendapatkan banyak rahmat ditinggali dan tinggal bersama Yesus.
 
Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Ingatlah pengalaman-pengalaman doamu kala di sekitarmu hening, gaduh dan juga dalam keributan.

Refleksi:
Apakah pengalamanmu bersatu dengan Yesus masih sangat ditentukan oleh suasana di sekitar anda atau anda sungguh sudah fokus tinggal bersamaNya, mengapa?

Doa:
Ya Yesus semoga aku tetap yakin bahwa Engkaulah Tuhanku walau di sekitarku banyak kegaduhan yang mempertanyakan, mengolok-olok bahkan menolakMu. Amin.

Perutusan:
Aku makin mantap memilih Yesus karena pilihanku dan tidak terpengaruh oleh kegaduhan ketidakhormatan dan penolakan kepadaNya.

0 comments:

Post a Comment