Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, March 2, 2014

PERGANTIAN PRAMURUKTI


Ketenagaan untuk melayani kebutuhan sehari-hari para rama Domus Pacis memang amat penting. Terutama untuk masa kini ada tiga rama yang harus mendapatkan pelayanan secara khusus, yaitu Rama Harjaya, Rama Harto, dan Rama Tri Wahyono. Ketiganya membutuhkan pelayanan total secara praktis dalam segala hal. Dalam hal ketenagaan secara praktis kini sudah cukup memadahi. Pak Tukiran sungguh memiliki rasa kasih peduli yang amat mendalam, karena beliau sudah lebih 28 tahun melayani rama tua sejak masa remaja dan lajangnya. Dengan pasangan Mas Heru dan Mbak Tari, suasana Domus Pacis memang mengalami perkembangan yang cukup bermakna. Mbak Tari dapat menunjukkan ketrampilan dan kegembiraannya dalam kerja untuk para rama dan banyak urusan bagian dalam gedung induk Domus. Mas Heru juga amat kompen dan selalu tampak gembira dalam mengurus kebun dan peternakan. Tetapi sekalipun memiliki tanggungjawab sesuai dengan bagian kerjanya, semua biasa saling membantu dalam urusan bersama.

Selain tenaga-tenaga tersebut, Domus Pacis juga menjalin kerjasama dengan Rumah Sakit (RS) Panti Rini Kalasan untuk kebutuhan pramurukti. Pramurukti adalah tenaga terlatih dalam hal mengurus pasien penderita sakit atau kelemahan fisik lainnya. Domus Pacis memanfaatkan pramurukti dari RS Panti Rini sejak tahun 2011. Mbak Dwi adalah pramurukti pertama yang dulu didatangkan ketika Pak Tukiran harus opname di RS Panti Rapih selama Desember 2011. Kemudian mulai dengan September 2012 Mas Raharjo masuk Domus sampai dengan permulaan November 2013. Karena kurangnya tenaga, pada waktu itu keluarga Heru-Tari belum masuk, Domus mendatangkan lagi tambahan seorang pramurukti, yaitu Mas Krisa, selama setahun. Ketika Mas Raharjo dan Mas Krisa pindah dari Domus, datanglah pramurukti lain, Mas Santosa sejak November 2013. Pada Kamis 20 Februari 2014 Rama Agoeng dan Rama Bambang menjumpai Pak Setyono pengurus dan koordinator pramurukti RS Panti Rini yang berjumlah lebih dari 90 orang. "Wah, kathah sanget sing urut pados pramurukti" (Wah, banyak sekali yang antri mencari pramurukti) kata Pak Setyono kepada Rama Agoeng yang bersama Rama Bambang mengurus pergantian pramurukti yang ada di Domus. Kebetulan ada seorang pramurukti yang baru saja menderita sakit karena kecelakaan lalu lintas. Dia adalah Mas Fredi dari Sala. Ketika Pak Setyono menelonnya, Mas Fredi siap berada dan menginap di Domus Pacis sejak 1 Maret 2014. "Tiyange kados Mas Raharjo" (Orangnya seperti Mas Raharjo). Tetapi pada Selasa 25 Februari 2014, datang kepastian bahwa Mas Fredi belum dapat bekerja karena masih jalan pakai kruk. Meskipun demikian dari Panti Rini diperoleh kepastian bahwa Mas Krisa, yang pernah di Domus, bersedia untuk sementara berada di Domus Pacis. Rama Bambang menjemputnya pada Senin 3 Maret 2014 jam 09.00 di Panti Rini.

3 comments:

riwidwi said...

mungkin perlu dipertimbangkan karyawan yang mempunyai prestasi diusulkan untuk menjadi karyawan tetap ( seperti pak tukiran ), sehingga karyawan akan mempunyai rasa jaminan hari tua, sehingga semakin semakin bersemangat dalam bekerja dan semakin baik dalam pekerjaan

Domus Pacis Puren said...

Selama beberapa kali dalam 3 tahun ini sudah ada beberapa yang diam-diam dicalonkan sebagai usulan ke keuskupan. Namun untuk cari yang sungguh-sungguh komitmen bagi rumah tua dan difabel memang sulit mendapatkan. Barangkali orang-orang yang kondisinya seperti penghuni Domus mudah bersikap dan berperilaku yang bagi karyawan mudah merasa tidak nyaman. Di lembaga-lembaga yang sehat saja para pekerja juga banyak yang kerap tak nyaman. Kalau negara ya bisa saja terus mengangkat karena keuangan jauh lebih mudah dibandingkan dengan swasta (termasuk Gereja) yang harus membeayai banyak hal. Secara teoritis segala urusan demi Rama Domus memang bisa jernih dan gampang. Tetapi untuk yang mengurus langsung, saya memahami ketidakmudahannya.
Yang jelas untuk perkembangan Domus masa kini, tampaknya suasananya makin oke baik dalam pelayanan terhadap para rama maupun dalam pengelolaan fisik rumah dan lingkungannya. Para karyawan pun mendapatkan imbalan dan kesejahteraan yang jauh amat lebih baik dibandingkan dengan 3 tahun yang lalu. Maka kini dapat dengan tegas dapat memberhentikan yang sudah sulit untuk dikembangkan dalam komitmen kerjanya.

Joktom said...

Klo info pramurukti cowok menginap 24 jam ada tidak

Post a Comment