Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, March 18, 2019

Lamunan Hari Raya

Santo Yusuf, Suami Santa Perawan Maria
Selasa, 19 Maret 2019

Lukas 2:41-51a

2:41. Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah.
2:42 Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.
2:43 Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.
2:44 Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.
2:45 Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia.
2:46 Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
2:47 Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.
2:48 Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau."
2:49 Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"
2:50 Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.
2:51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka.

Butir-butir Permenungan
  • Katanya, ada pola budaya dalam masyarakat yang bercorak patriarki. Ini akan tampak jelas dalam hidup berkeluarga dimana bapak menjadi penentu kehidupan.
  • Katanya, ada pula pola budaya dalam masyarakat yang bercorak matriarki. Ini juga akan jelas dalam hidup berkeluarga dimana ibu menjadi pengendali segalanya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, entah bapak atau ibu yang menjadi orang depan penentu dalam kehidupan berkeluarga, itu semua tak akan mengurangi kemuliaan martabat satu sama lain asal sama-sama memperhatikan kebaikan orang serumah. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati keluhuran seseorang tidak ditentukan oleh posisi struktural yang ditentukan oleh budaya masyarakat tetapi oleh kebiasaan diri membuka hati pada nurani.
Ah, yang punya martabat adalah yang cari nafkah.

0 comments:

Post a Comment