Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, March 10, 2019

Percikan Nas Senin, 11 Maret 2019

Hari biasa Pekan I Prapaskah
warna liturgi Ungu

Bacaan-bacaan:
Im. 19:1-2,11-18; Mzm. 19:8,9,10,15; Mat. 25:31-46. BcO Ul. 7:6-14; 8:1-6.

Bacaan Injil:
31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, 33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. 34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; 36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. 37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? 40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. 41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. 42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. 44 Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? 45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. 46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."

Memetik Inspirasi:
Orang baik dan tidak baik seringkali tidak sadar akan kebaikan atau ketidakbaikan yang pernah dilakukan. Suatu kali ada orang (sebut saja A) yang mengucapkan terima kasih kepada seseorang (sebut saja B) karena pertolongan yang dulu pernah diterima. B bingung kapan dia pernah menolong. Diingat-ingatkan pun B tetep tidak ingat. B sering bingung kenapa banyak orang berterima kasih padanya. Memang sebenarnya B sering menolong orang. Namun ia tidak pernah mengingat apa yang ia lakukan itu.
Injil kali ini juga mengisahkan bagaimana orang benar yang dipuji Yesus tidak ingat kapan ia berbaik dalam hidupnya. Begitu juga orang yang tidak benar. Ia juga tidak ingat ketidakbenaran laku hidupnya. Walau begitu Tuhan mencatat perbuatan mereka.
Kita semua dipanggil untuk peduli kepada sesama kita. Kiranya kepedulian tersebut layak menjadi habitus kita. Dengan begitu kala ada kekurangan secara spontan kita pun menghadirkan kebaikan yang mencukupi. Kita tidak perlu mengingat-ingat kebaikan kita karena Tuhan mencatat. Namun baik kita mengingat tindakan tidak baik kita supaya kita bisa memperbaiki dan catatan tentang kita di mata Tuhan baik adanya.

Refleksi:
Apa kekuranganmu yang perlu diperbaiki?

Doa:
Tuhan, pujian dan syukur kami kepada-Mu. Engkau selalu mengingat perbuatan-perbuatan kami. Semoga kami bisa selalu menguatkan yang benar dan baik serta memperbaiki yang kurang. Amin

Tuhan mencatat
MoGoeng
Wates

0 comments:

Post a Comment