Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, March 19, 2019

Percikan Nas Rabu, 20 Maret 2019

Hari biasa Pekan II Prapaskah
warna liturgi Ungu

Bacaan-bacaan:
Yer. 18:18-20; Mzm. 31:5-6,14,15-16; Mat. 20:17-28. BcO Ul. 29:2-6,10-29.

Bacaan Injil:
17 Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: 18 "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. 19 Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." 20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. 21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." 22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat." 23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." 24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. 25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; 28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Memetik Inspirasi:
Ada orang yang biasa menjadi bos ingin menjadi pemimpin. Ia pun berusaha dekat dengan rakyat. Maka ia mencoba jajan di warteg, masuk ke pasar-pasar yang becek. Karena tidak biasa dengan lingkungan seperti itu wajahnya tampak sekali kalau tidak bisa menikmati. Bahkan salaman dengan warga pun harus memakai sarung tangan terlebih dahulu.
Yesus memberi syarat untuk menjadi pemimpin harus mau melayani terlebih dahulu. “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu” (Mat 20:26-27). Pengalaman menjadi pelayan dan hamba ini akan membentuk seseorang untuk sungguh bisa menjadi pemimpin, orang besar yang memperhatikan yang dipimpin.
Pemilu kita makin dekat. Banyak para calon hadir seakan-akan menjadi orang yang melayani warga. Bencana yang ada pun menjadi bendera bagi tampilan kepedulian mereka. Namun kita perlu jeli. Siapa dari mereka yang sungguh-sungguh tulus membantu dan siapakah yang menjadikan korban sebagai tiang untuk mengibarkan benderanya. Perhatikan kata dan tingkah mereka secara jernih. Mari kita temukan pemimpin yang sungguh peduli dan mau melayani.

Refleksi:
Siapa calon yang akan anda pilih dalam pemilu ini?

Doa:
Tuhan semoga Engkau berkenan membuka mata hati kami supaya kami bisa memilih pemimpin dengan tepat. Jangan biarkan kami tertipu dengan penampilan-penampilan bohongnya. Amin

Pemimpin melayani
MoGoeng
Wates

0 comments:

Post a Comment