Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, March 19, 2019

Santo Heribertus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits4945 Diterbitkan08 Januari 2014 Diperbaharui20 Maret 2017

  • Perayaan
    20 Maret
  • Lahir
    Hidup abad ke-7
  • Wafat
    20 Maret 687 di Pulau St.Herbert Danau Derwentwater Inggris | Oleh sebab alamiah
  • Beatifikasi
    -
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation Sumber : Katakombe.Org

St. Heribertus adalah sahabat  dan murid spiritual dari St. Cuthbert dari Lindisfarne.  Asal dan tanggal lahirnya tidak diketahui. Kecintaannya pada Tuhan dan kerinduannya untuk menjalani hidup yang suci membuat Heribertus memilih untuk hidup sebagai seorang pertapa (hermit). Selama bertahun-tahun ia menyepi di sebuah pulau kecil  di tengah Danau Derwentwater  disebelah Barat Laut Inggris.
Setiap hari St.Heribertus hidup dengan bermatiraga. Ia makan sekali sehari. Makanannya berupa ikan yang diperolehnya dari danau dan sayur-sayuran yang ditanam di sekitar pertapaannya. Heribertus jarang sekali meninggalkan pertapaannya. Ia sangat berbahagia hidup dalam keheningan di pulau kecil ditengah danau yang indah tersebut bersama Yesus yang sangat ia cintai.
Setahun sekali St. Heribertus mengunjungi guru spiritualnya St. Cuthbert di Lindisfarne untuk menerima petunjuk  dalam hal-hal spiritual.  Pada tahun 686,  Heribertus mendengar bahwa guru spiritualnya itu sedang mengunjungi kota Carlisle untuk bertemu dengan Ratu Eormenburg. St. Heribertus segera meninggalkan pertapaannya dan pergi menemui St. Cuthbert di sana, bukan di Lindisfarne seperti biasa.
Setelah mereka berbicara bersama-sama, St. Cuthbert berkata, "Saudaraku Heribertus, katakanlah padaku sekarang semua yang ingin kamu katakan dan tanyakanlah semua yang ingin kamu tanyakan; karena kita tidak akan pernah berjumpa lagi satu sama lain di dunia ini.  Aku merasa bahwa saat kematianku sudah dekat."  Mendengar ini St. Heribertus menjadi sangat sedih. Ia jatuh berlutut dan menangis di kaki guru spiritual yang sekaligus sahabatnya itu dan memohon agar ia juga diberkati Tuhan dan ikut serta bersama St. Cuthbert.  Ia ingin dapat bersama-sama dengan  St. Cuthbert memuji dan memuliakan Tuhan di surga.  Melihat kepolosan dan ketulusan sahabatnya itu, St. Cuthbert terdiam sejenak, lalu menutup matanya dan berdoa. Sementara St. Herbert tetap berlutut di kakinya.  
Lama sekali St. Cuthbert berdoa. Ketika membuka matanya ia melihat Heribertus masih tetap berlutut di kakinya. St. Cuthbert kemudian berkata pada Heribertus; "Bangkitlah, saudaraku, janganlah kamu bersedih lagi, tetapi bersukacitalah karena Tuhan telah mengabulkan permohon kita."
Dan begitulah yang terjadi.  Tak lama setelah Heribertus kembali ke pertapaannya, ia terserang penyakit yang berkepanjangan,  hingga pada tanggal 20 Maret 687  kedua orang kudus ini meninggal pada saat yang hampir bersamaan.  St. Cuthbert meninggal di keuskupannya di Lindisfarne dan St. Heribertus menutup matanya dengan tenang di pulau pertapaannya yang kini dikenal sebagai Pulau St. Heribertus.  
Pesta kedua Orang Kudus ini pun dirayakan pada hari yang sama yaitu pada setiap tanggal 20 Maret.
Pada 1374, Uskup Carlisle, Thomas de Appleby, menjadikan pulau St. Heribertus sebagai tempat ziarah rohani, dan menganjurkan umat untuk berziarah ke pulau tersebut setahun sekali.  Tradisi ini masih dilanjutkan sampai hari ini oleh umat di keuskupan tersebut. Para peziarah bersama umat se-keuskupan dan masyarakat di desa-desa disekitar danau, dengan dipimpin oleh para imam akan merayakan Misa bersama di tempat dimana pertapaan St.Heribertus pernah berdiri;  di Pulau Saint Heribertus.
 Sumber : Katakombe.Org

0 comments:

Post a Comment