Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, March 16, 2019

Percikan Nas Minggu, 17 Maret 2019

HARI MINGGU PRAPASKAH II
warna liturgi Ungu

Bacaan-bacaan:
Kej. 15:5-12,17-18; Mzm. 27:1,7-8,9abc,13-14; Flp. 3:17-4:1 (Flp. 3:20-4:1); Luk. 9:28b-36. BcO Ul. 18:1-22.

Bacaan Injil:
28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. 29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. 30 Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. 31 Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. 32 Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu. 33 Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. 34 Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. 35 Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia." 36 Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapapun apa yang telah mereka lihat itu.

Memetik Inspirasi:
Keberhasilan rasanya menjadi kerinduan setiap orang. Tidak sedikit orang yang ingin berlama-lama menjaga keberhasilannya. Aneka usaha dan perjuangan dilakukan. Kadang keberhasilan ini membuat orang lain pun ikut kagum. Dalam hati orang itu pun ingin memiliki keberhasilan tersebut.
Yesus menampakkan kemuliaan di gunung Tabor. Ia bertemu dengan Musa da Elia. Mereka membicarakan hal yang harus diselesaikan Yesus sampai Yerusalem. Murid-murid tertidur. Ketika bangun dan melihat kejadian tersebut Petrus ini melanggengkan kemuliaan tersebut dengan membangun 3 kemah. Yesus tidak menanggapi itu tapi Dia mengajak para murid turun gunung dan berkarya.
Kadang kita kagum dan ingin memiliki keberhasilan seperti orang lain. Itu sah-sah saja. Namun mata kita jangan hanya berhenti pada keberhasilan yang dicapai orang, tapi mesti melihat bagaimana mereka mencapai keberhasilan tersebut. Pasti ada perjuangan, juga bahkan pahit getirnya.  Perjuangan itulah yang menuntun pada keberhasilan. Kemulian Tabor juga karena perjuangan Yesus untuk tekun melaksanakan kehendak Bapa dalam hidup harian. Perjuangan ini yang pantas diikuti, keberhasilan akan mengikuti.

Refleksi:
Apakah yang kauperjuangkan dalam hidupmu untuk menuju keberhasilan?

Doa:
Tuhan semoga kami tidak silau apalagi iri dengan keberhasilan sesama. Kami mau turut bersyukur dan mengikuti semangat perjuangannya untuk mencapai itu. Amin

Mencontoh perjuangan
MoGoeng
Wates

0 comments:

Post a Comment