Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, March 14, 2015

Kenali Jenis Mengompol pada Lansia

Kenali Jenis Mengompol pada Lansia
REUTERS/Jose Manuel Ribeiro

TEMPO.CO, Jakarta -Inkontinensia atau mengompol tak hanya terjadi pada anak-anak. Orang lanjut usia atau lansia dapat pun juga mengalaminya. Bahkan pada mereka aktivitas mengompol tak hanya terjadi di tempat tidur, tetapi juga saat beraktivitas. Pria dan wanita lansia mengalami hal ini, dengan spesifikasi berbeda.

Banyak orang menganggap mengompol pada usia lanjut berhubungan dengan melemahnya organ-organ tubuh. Sehingga, mereka mengira itu sebagai hal wajar. Padahal hal tersebut justru tidak boleh diremehkan.

Menurut Prof Dr Tri Budi Wahyuni Rahardjo yang ditemui pada peluncuran Confidence, popok dewasa bagi para lansia di Palalada, Grand Indonesia beberapa waktu lalu, ada tiga jenis inkontinensia alias mengompol. Pertama, inkontinensia stres. Seseorang mengeluarkan air seni bila ada tekanan tiba-tiba pada otot perut bawah, seperti ketika batuk, tertawa, mengangkat sesuatu atau berolahraga. Ini banyak terjadi pada wanita seusai melahirkan atau pembedahan, sehingga otot-otot panggul melemah.

Kedua, Inkontinensia mendesak, yang terjadi saat lansia tidak bisa menahan buang air kecil, seringkali sebelum sampai di toilet. Tubuh lansia hanya memberikan peringatan beberapa detik atau menit sebelum buang air kecil.

Inkontinensia mendesak paling umum terjadi pada lansia dan dapat merupakan tanda gangguan fungsi syaraf seperti stroke, Parkinson’s disease, Alzheimer’s disease, tumor otak atau iritasi kandung kencing yaitu infeksi saluran kencing, kanker kandung kencing, batu kandung kencing.

Lalu ada Inkontinensia luapan, dimana lansia meneteskan sejumlah kecil urin, biasanya tanpa didahului rasa “kebelet”. Hal ini terjadi pada pria memiliki kandung kemihnya terlalu penuh, akibat kencing tidak tuntas karena terhalang oleh tumor atau pembesaran kelenjar prostat. Diabetes atau obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan masalah ini.

Juga ada Inkontinensia fungsional, yakni, kontrol terhadap kandung kemih normal, namun tetap mengompol karena gangguan psikologis, kognitif atau fisik. Dan terakhit, Inkontinensia campuran: campuran inkontinensia stres dan inkontinensia mendesak.

Seiring dengan bertambahnya usia, penurunan kualitas kesehatan seperti inkontinensia pasti akan dialami para lansia.

"Nah, permasalahan inkontinensia tidak harus menghambat aktifitas serta kegiatan kita sehari-hari. Penggunaan popok dewasa menjadi solusi dengan kualitas terbaik untuk permasalahan inkontinensia," kata Tri.

Dan dia menyarankan pemakaian popok dewasa yang dinilai bisa membantu penderita inkontinensia supaya tetap aktif dan bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal.

"Pada kebanyakan lansia awalnya agak aneh mengenakan popok, tapi didasari usia yang terus bertambah dengan resiko mengompol, para lansia pada akhirnya menyadari untuk memakai dengan harapan dia bisa tetap aktif mengisi kehidupan selanjutnya," kata dia.

EVIETA FADJAR/ HP

0 comments:

Post a Comment