Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, March 22, 2015

Sabda Hidup


Senin, 23 Maret  2015
St. Turibius dr Mogrovejo
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Dan. 13:1-9,15-17,19-30,33-62 (Dan. 13:41c-62); Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Yoh. 8:1-11. BcO Ibr. 11:1-19

Yohanes 8:1-11:
1 tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun. 2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. 3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. 4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. 5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" 6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. 7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." 8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. 9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. 10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" 11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Renungan:
Ketika ada bayi yang meninggal sering kita dengar komentar, "Ia bayi yang tak berdosa, pasti masuk surga." Pada anak-anak pun sering dikatakan, "Tega bener menyakiti anak yang tak berdosa." Semakin muda usia seseorang dosanya pun semakin tidak ada. Sebaliknya semakin tua seseorang semakin dirasakan dosanya. Sejarah manusia sangat mungkin membawa seseorang semakin dalam menimbun dosa.
Dalam Injil hari ini dikatakan "Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua" (Yoh 8:9). Yang tua bisa kita andaikan sebagai pribadi yang memuat paling banyak dosa. Dan ia pun sadar lalu menyingkir meninggalkan si perempuan.
Sejarah kita memang memungkinkan kita jatuh dalam lembah dosa. Namun sebagai orang katolik kita mendapat anugerah penerimaan pengampunan dosa. Semakin tua kita semakin disadarkan akan dosa-dosa kita. Maka semakin tua kita pun layak semakin sering untuk memohon pengampunanNya.

Kontemplasi: 
Duduklah dalam keheningan. Ingatlah dosa-dosamu. Mohonlah rahmat pengampunan.

Refleksi:
Apakah yang akan kaulakukan ketika melihat perbuatan dosa?

Doa:
Tuhan semoga aku tidak gampang mencobai dan menghukum orang lain. Semoga aku lebih mudah mengakui dosa dan kesalahanku dan mengharapkan pengampunanMu. Amin.

Perutusan:
Aku menyadari dosaku dan mengakukannya. -nasp-

0 comments:

Post a Comment