Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, March 9, 2015

Sabda Hidup

Selasa, 10 Maret 2015
Hari biasa Pekan III Prapaskah
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Dan. 3:25,34-43; Mzm. 25:4bc-5ab,6-7bc,8-9; Mat. 18:21-35. BcO Ibr. 3:1-19

Matius 18:21-35:
21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" 22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. 24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. 25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. 26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. 28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! 29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. 30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. 31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. 32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. 33 Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? 34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. 35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."


Renungan:
Ketika kita menaiki anak tangga di Imogiri, Bromo, Tawangmangu atau tempat lain kita sering menghitung jumlah anak tangga itu. Tidak jarang penghitungan itu kita lakukan bersama dengan teman lain. Namun seringkali hitungan kita berbeda dengan hitungan teman, atau kala sampai tengah jalan kita salah menghitung. Jumlah yang pasti dan kita lakukan sekali kejadian pun sering salah.
Menanggapi pertanyaan Petrus tentang berapa kali mengampuni orang Yesus mengatakan, "Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali" (Mat 18:22). Ada 490 kali. Jumlah yang tidak sedikit dan sulit kita ingat. Apa kita akan mencatat kesalahan orang, tentu tidak kan?
Kala menaiki anak tangga kita pun kesulitan mengingat jumlah yang telah kita naiki apalagi menghitung kesalahan sesama. Yesus memberi jumlah segitu kiranya bermaksud agar kita terus menerus mengampuni kesalahan sesama kita. "Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu" (Mat 18:25).

Kontemplasi:
Duduklah dalam keheningan batin. Ingatlah kesalahan-kesalahan yang pernah kaubuat. Berapa banyak orang telah mengampuni kesalahanmu?

Refleksi:
Apakah jiwa pengampunan masih hidup di dalam dirimu?

Doa:
Bapa semoga aku pun mempunyai kemurahan hati untuk saling mengampuni. Semoga hidupku menjadi tawaran kasih pengampunan. Amin.

Perutusan:
Aku akan mengampuni mereka yang bersalah padaku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment