Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, March 27, 2015

Sabda Hidup

Sabtu, 28 Maret  2015
Hari biasa Pekan V Prapaskah
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Yeh. 37:21-28; MT Yer. 31:10,11-12ab,13; Yoh. 11:45-56. BcO Ibr. 13:1-25

Yohanes 11:45-56:
45 Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. 46 Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. 47 Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: "Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. 48 Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita." 49 Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa-apa, 50 dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa." 51 Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, 52 dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. 53 Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia. 54 Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya. 55 Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu. 56 Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?"

Renungan:
Ketakutan orang Yahudi pada kehadiran Yesus memunculkan aneka alasan dan persekongkolan. Mereka menuduh Yesus menghojat Allah. Mereka khawatir karena Yesus orang-orang Roma akan merampas tempat suci dan bangsanya. Situasi itu menjadi alasan tumbuhnya persekongkolan membunuh Yesus.
Ada banyak alasan licik untuk menyingkirkan orang baik. Segala kata dan tindakan si baik diputar balik sedemikian rupa untuk menjatuhkannya. Mereka yang tersinggung dengan kata dan tindakannya akan bersekongkol untuk menyingkirkan bahkan membunuhnya.
Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita pun pernah merasa kena dengan kata-kata orang baik. Mungkin kita bisa saja marah kepada orang itu. Namun sebagai orang yang mau berkembang kita diundang untuk merenungkan kata-kata itu dan memperbaiki kekurangan kita. Kita bukanlah orang yang mau menyingkirkan orang karena tersinggung oleh kata-katanya.

Kontemplasi: 
Bayangkan ada orang baik yang memberikan nasihat kepadamu. Kata-katanya halus namun terasa pedas di hatimu karena menyentuh kelemahan dan kesalahanmu.

Refleksi:
Apa yang kaulakukan ketika mendapat masukan yang kena pada dirimu?

Doa:
Ya Tuhan semoga aku mampu mendengarkan dengan baik walau yang kudengar itu menusuk hatiku. Jangan biarkan aku menghakimi mereka yang mengkritikku. Amin.

Perutusan:
Aku akan mendengarkan nasehat sekalipun terasa menusuk hatiku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment