Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, March 31, 2015

Sabda Hidup

Rabu, 01 April  2015
HARI RABU DALAM PEKAN SUCI
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Yes. 50:4-9a; Mzm. 69:8-10,21bcd-22,31,33-34; Mat. 26:14-25. BcO Yer. 15:10-21

Matius 26:14-25:
14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. 15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. 16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. 17 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" 18 Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku." 19 Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. 20 Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. 21 Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." 22 Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" 23 Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. 24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." 25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."

Renungan:
Yudas menjual Yesus kepada para imam-imam kepala. Setelah mendapat uang dari mereka ia mencari waktu yang tepat untuk bisa menyerahkan Yesus. Uang menjadi daya tarik yang kuat bagi Yudas sehingga ia tega menjual gurunya.
Ada yang mengatakan, "Uang memang bukan segala-galanya, tapi kok nampaknya segala-galanya butuh uang." Apa-apa selalu membutuhkan uang. Ngurus A, B, C dst selalu perlu uang. Tanpa uang kok kayaknya tak berjalan. Dan uang itu pun, sekalipun dari orang miskin, jatuhnya pada mereka yang ber-uang. Dan yang lebih parah lagi mereka yang ber-uang seringkali tergoda untuk rakus memiliki lebih banyak. Kerakusan itulah yang seringkali membawa mereka tinggal di jeruji besi.
Kita mesti lebih waspada dengan godaan uang. Kekuatannya bisa mendorong kita menjadi orang yang rakus dan bahkan tega terhadap sesama. Yudas karena uang tega menjual Gurunya.

Kontemplasi: 
Pejamkan matamu sejenak. Bayangkan godaan uang bagimu. Usahakan engkau menjaga diri agar tidak jatuh dalam godaan itu.

Refleksi:
Apa yang akan kaulakukan kala menghadapi godaan uang?

Doa:
Tuhan, semoga aku mempunyai ketahanan terhadap godaan uang dan tidak jatuh seperti Yudas Iskariot. Semoga aku pun tidak menjual Engkau demi kepentinganku sendiri. Amin.

Perutusan:
Aku akan menjaga diri dari kemungkinan "menjual" Yesus. -nasp-

0 comments:

Post a Comment