Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, March 10, 2015

PLONG


Sebetulnya sejak tanggal 4 Februari 2015 Rama Bambang kerap merasa gelisah. Hal ini dimulai dengan berhentinya Mas Fredi dari kerja pramurukti di Domus Pacis. Dia adalah tenaga anggota Pramurukti RS Panti Rini, Kalasan. Domus Pacis memang menjalin kerjasama dengan Panti Rini sejak September 2011. Beberapa pramurukti kerja di Domnus secara bergantian: Mas Raharjo, Mas Krisa, Mas Santosa, dan Mas Fredi. Satu hal yang perlu dicatat bahwa setiap pergantian selalu harus menanti penggantinya untuk waktu tertentu. Hal ini selalu menimbulkan rasa gelisah dalam diri Rama Bambang karena kondisi pekerjaan Domus terutama untuk melayani para rama yang harus dibatu secara total dalam segalanya.

Sebenarnya Rama Bambang sudah bilang dan berpesan ke Panti Rini untuk menggantikan Mas Fredi. Tetapi kalau tidak amat proaktif, kesempatan mendapatkannya dapat dikatakan tidak mungkin. Dengan persetujuan Rama Toto (Minister Domus) dan Rama Agoeng (anggota Pengurus Domus) Rama Bambang berusaha mendapatkan orang yang mau kerja sebagai karyawan Domus. Untuk kemampuan ber-pramurukti, pengalaman sejak September 2011 hingga Februari 2015 dipandang sudah mencukupi sebagai pendidikan alamiah bagi iklim kerja Domus. Dari tanggal 3 Februari malam hingga 15 pagi Februari 2015 Rama Bambang merasa susah karena dua calon secara berturut-turut membatalkan kesanggupan mencoba kerja di Domus. Akhirnya pada tanggal 15 Februari 2015 sore Rama Bambang pergi ke rumah Mas Yuli, karyawan Museum Misi Muntilan, di Pakem. Dari pertolongan dia Rama Bambang berjumpa dengan Mas Heru Kiswanto lulusan STM Kanisius Pakem. Pada mulanya dia takut untuk bekerja melayani rama-rama. Tetapi dengan dorongan motivasi dari Mas Yuli dia mau mencoba untuk seminggu. Pada tanggal 16 Februari 2015 malam Rama Agoeng dan Rama Bambang menjemputnya.

Ternyata Heru Kiswanto orangnya penggembira dan mudah tertawa lucu. "Kula dipanggil Abas mawon" (Panggil saja saya Abas) katanya. Dia tidak mau dipanggil Heru karena sudah ada Mas Heru, suami Mbak Tari. Panggilan "Abas" diambil dari nama baptisnya "Barnabas". Dan ketika 2 hari berada di Domus dia bilang akan pulang sesudah sebulan. Tampaknya semua termasuk para rama juga menyukai Abas. "Larene mbekta suasana khusus nggih? Dinyek diunekke gendheng Rama Agoeng nggih ngguyu" (Orangnya membawa suasana khusus ya? Diejek dan dikatakan sinthing oleh Rama Agoeng ya tertawa) kata Rama Toto sehabis pertemuan dengan karyawan. Namun sesudah tahu bahwa ada jatah libur sehari semalam seminggu sekali, Abas bilang ke Rama Bambang "Kula wangsul sewulan ping kalih, nggih" (Saya pulang 2 kali sebulan, ya). Dan pada Jumat sore 6 Februari 2015 Abas ambil libur diantar oleh Mas Heru. Sebenarnya di dalam hati Rama Bambang merasa gelisah dan kerap berkata dalam hati "Bali Domus ora, ya?" (Mau kembali ke Domus atau tidak, ya?). Ketika hal di disinggung pada waktu makan malam pada 7 Februari, Rama Agoeng berkata kepada Rama Bambang "Abas pun criyos kalih njenengan yen ajeng wangsung Minggu enjing, ta?" (Abas sudah bilang ke anda kalau akan pulang Minggu pagi, ta?). Ketika habis misa sendiri di kapel Domus pada sekitar jam 05.30 Minggu 8 Februari, Rama Bambang dikejutkan oleh suara Abas. Dia sudah sibuk di dapur bersama Mbak Tari. "Kapan tekan Domus?" (Kapan sampai di Domus?) tanya Rama Bambang sambil tertawa yang dijawab oleh Abas juga dengan tertawa pula "Wau dalu jam sanga. Kodanan kados dhek wangsul" (Tadi malam jam 09.00. Saya kehujanan seperti ketika pulang). Hati rama Bambang terasa plong, gembira penuh kelegaan.

0 comments:

Post a Comment