Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, March 4, 2015

Sabda Hidup

Kamis, 05 Maret  2015
Hari biasa Pekan II Prapaskah
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Yer. 17:5-10; Mzm 1:1-2,3,4,6; Luk. 16:19-31. BcO Ul. 30:1-20

Lukas 16:19-31:
19 "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. 20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, 21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. 22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. 23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. 24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. 25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. 26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. 27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, 28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. 29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. 30 Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. 31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."

Renungan:
Kisah tentang orang kaya dan Lazarus sudah sangat biasa kita dengar. Bahkan mungkin banyak yang hafal. Namun sejauh mana kisah itu bergema dalam hidup kita? Dalam kesempatan ini aku ingin melihat dari sisi sikap kita dengan makanan.
Sampai pada detik ini masih mudah kita temui orang yang mengalami kesulitan dalam hidupnya. Setiap hari mereka ada dalam kekhawatiran apakah mereka bisa makan. Dan sebaliknya ada situasi di mana orang berkelimpahan dan seringkali menyia-nyiakan makanan yang tersedia. Ketika makan selalu ada yang tersisa. Tidak sedikit yang gampang saja membuang makanan yang tidak dikehendaki.
Kiranya bacaan hari ini bisa membantu kita untuk mulai menghargai makanan yang tersedia bagi kita. Masih banyak orang yang mengalami kesulitan mendapatkan makanan, maka kita tidak boleh menyia-nyiakan yang dianugerahkan pada kita. Minimal kala mengambil makanan kita sanggup menghabiskannya.

Kontemplasi: 
Bayangkan kisah dalam Injil. Jadilah salah satu tokoh dari bacaan tersebut.

Refleksi:
Apa artinya menghargai rahmat Tuhan?

Doa:
Tuhan semoga aku mampu mendengarkan dan melaksanakan kesaksian tentangMu. Semoga aku pun tidak menyia-nyiakan anugerah rejekiMu. Amin.

Perutusan:
Aku akan menghabiskan makanan yang telah kuambil.

0 comments:

Post a Comment