Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, October 1, 2018

Diminta Tulisan


Sekalipun setiap hari menulis renungan, bagi Rm. Bambang hal itu tetap saja menjadi hal yang tidak mudah dikerjakan. Renungan kecil tiga poin masing-masing dua kalimat ditambah satu kalimat lain harus dikerjakan paling tidak selama 30 menit. Biasanya lebih lama. Padahal tulisan renungan berasal dari apa yang dibayangkan dan dirasakan sendiri. Renungan yang dibuat oleh Rm. Bambang hanya menjadi sebuah lamunan terhadap ayat yang mengesan dari Injil harian. Dari ayat itu dia membayangkan situasi kongkret sebagai fenomena sosial yang kemudian dari situ diketemukan hikmah Injilinya. Rm. Bambang akan banyak terdiam dan kemudian dengan kesulitan menemukan kata-kata dan rumusan kalimatnya. Sehingga satu renungan pendek yang hanya dari perasaan dan pikiran sendiri akan membutuhkan lama waktu sekitar 45 menit bahkan lebih.


Maka Rm. Bambang akan sungguh merasa berat kalau harus menulis yang beraroma sistematis dan sedikit agak ilmiah. Ini terjadi karena permintaan 5 orang wakil guru-guru agama Katolik SD Sala Kota pada Jumat pagi 14 September 2018. Ketika Rm. Bambang sedang menerima tamu berkonsultasi, mereka datang dan menyatakan ingin datang di Domus Pacis Puren pada Sabtu 13 Oktober 2018. Mereka ingin didampingi dengan semacam rekoleksi. Dari omong-omong tentang topik yang akan menjadi pembicaraan, disepakatilah judul tema "Keagamaan Anak-anak SD di Alam Milenial". Untuk kepentingan surat kedinasan mereka minta agar dibuatkan tulisan kecil tentang isi pembicaraan yang akan datang. Inilah yang membuat Rm. Bambang mengalami kegelisahan batin sehingga dia selama dua hari membuka-buka artikel yang ada di internet yang berkaitan dengan dunia milenial. Setiap kali dia merenungkannya dan menghubungkan dengan kemungkinan hidup beriman di kalangan kanak-kanak. Akhirnya baru pada Senin jam 04.00 17 September 2018 dia selesai membuat tulisan kerangka kecil dan mengirimkannya ke Mas Paulus Ari Dwi Wilanto, salah satu dari mereka.

0 comments:

Post a Comment