Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, October 7, 2018

Percikan Nas Senin, 08 Oktober 2018

Hari Biasa
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
Gal. 1:6-12; Mzm. 111:1-2,7-8,9,10c; Luk. 10:25-37. BcO Sir. 2:1-18

Nas Injil:
25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" 27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." 28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." 29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" 30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. 31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. 32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. 33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. 34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. 35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. 36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" 37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

Percikan Nas:
Dalam bulan-bulan terakhir ini bumi kita digoncang dengan gempa, tsunami dan tanah bergerak. Korban pun berjatuhan. Pemerintah dan rakyat bersatu memberikan pertolongan pada para korban. Mereka berjibaku siang malam tanpa kenal lelah memberikan perhatian dan pertolongan. Di lain sisi ada juga orang-orang yang bersuara keras namun tanpa tindakan. Siapakah sesama kita?
Tuhan memberikan perumpamaan tentang siapa sesama yang sesungguhnya. Dari kisah yang Tuhan uraikan orang pun bisa menilai siapa yang sebenarnya bisa disebut sesama. Sesama adalah orang yang tanpa memikirkan latar belakang suku, ras, agama dan juga kesibukannya tapi langsung tergerak memberi pertolongan pada mereka yang membutuhkan pertolongan.
Saudara-saudari, kita tidak perlu peduli pada mereka yang hanya nyinyir, bersuara keras tanpa tindakan. Kita mesti peduli pada saudara-saudari yang membutuhkan pertolongan. Kerelaan kita untuk berbagi dalam solidaritas akan membantu saudara-saudari kita yang memerlukan. Mari kita dukung gerakan solidaritas di paroki-paroki kita untuk para korban bencana. Mari kita hadir sebagai sesama.

Doa:
Tuhan lindungilah saudara-saudara kami yang sedang terkena bencana. Gerakkanlah semangat kepedulian dalam masyarakat kami. Semoga kami pun rela mengulurkan bantuan dalam gerakan solidaritas yang ada. Semoga kami sungguh berbuat bukan sekedar berkata. Amin.

Sesama

Oktober adalah Bulan Rosario
(goeng).

0 comments:

Post a Comment