Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, October 17, 2018

Santo Lukas Penulis Injil

diambil dari http://katakombe.org/para-kudus Hits8788 Diterbitkan14 Agustus 2013 Diperbaharui16 Oktober 2016

  • Perayaan
    18 Oktober
  • Lahir
    Hidup abad pertama
  • Kota asal
    Anthiokia - Yunani
  • Wilayah karya
    Asia Kecil, Palestina, Roma
  • Wafat
    Tahun 74 di Yunani | Sebagian tradisi mengatakan bahwa Ia meninggal sebagai martir, sebagian mengatakan bahwa Lukas meninggal secara alamiah.
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation Sumber : Katakombe.Org
Menurut tradisi, Lukas adalah seorang dokter Yunani yang kafir. Namun Ia adalah seorang yang lembut serta baik hati. Ia mengenal Kristus melalui pewartaan Rasul Paulus. Setelah menjadi seorang Kristen, ia pergi menyertai Paulus ke berbagai tempat. Lukas merupakan seorang penolong yang banyak membantu Rasul Paulus dalam mewartakan iman. Kitab Suci menyebut Lukas sebagai “tabib Lukas yang kekasih.”
St. Lukas adalah penulis dua buah kitab dalam Kitab Suci, yaitu Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Meskipun Lukas tidak pernah bertemu dengan Yesus semasa Ia hidup di dunia, Lukas ingin menulis tentang Dia bagi umat Kristiani yang baru bertobat. Jadi, ia berbicara dengan para saksi awal yang mengenal Yesus secara pribadi. Ia mencatat semua perbuatan Yesus yang mereka lihat dan Sabda Yesus yang mereka dengar. Menurut tradisi, Lukas memperoleh sebagian informasi penting dari Santa Perawan Maria sendiri. Bunda Maria merupakan orang yang tepat yang dapat menggambarkan secara jelas kedatangan Malaikat Gabriel kepadanya untuk menyampaikan Kabar Gembira. Bunda Maria-lah yang paling dapat menceritakan secara rinci kisah kelahiran Yesus di Betlehem serta pengungsian Keluarga Kudus ke Mesir.
Lukas juga menuliskan kisah tentang bagaimana para rasul mulai mewartakan Sabda Yesus setelah Ia kembali ke surga. Dalam kitab tulisan Lukas, Kisah Para Rasul, kita mengetahui bagaimana jemaat perdana dan Gereja mulai bertumbuh dan berkembang. Beberapa informasi terperinci mengenai kehidupan Santo Lukas juga dapat diperkirakan dengan seksama.
Walau ia tidak mengikut-sertakan dirinya sebagai saksi mata dari karya pelayanan Yesus, ia berulang kali menggunakan kata "kami" dalam menceritakan misi-misi Santo Paulus dalam Kisah Para Rasul. Ini merupakan indikasi bahwa ia ada disana sepanjang waktu itu.  Ia menulis dalam Kisah Para Rasul sebagai orang ketiga saat Santo Paulus dan perjalanannya hingga mereka tiba di Troas, dimana ia kemudian mengubah tulisannya menjadi orang pertama jamak. Bagian "kami" di dalam Kisah Para Rasul terus ada hingga rombongan tersebut kembali ke Troas, dimana tulisannya kembali menjadi orang ketiga. Perubahan ini terjadi lagi untuk kedua kalinya ketika rombongan tersebut tiba di Troas. 
Lukas pernah pergi ke Roma untuk membantu Rasul Paulus di masa-masa menjelang kemartiran Rasul Paulus. Ini terlihat pada 2 Timotius 4:11: "Hanya Lukas yang tinggal dengan saya". demikian tulis Paulus.  
Menurut tradisi Lukas meninggal dunia pada usia 84 di Boeotia, Makamnya terletak di Thebes (Yunani), dari mana kemudian sebagian relic-nya dipindahkan ke Konstantinopel pada tahun 357. Setelah Kota Konstantinopel jatuh ketangan Ottoman Turki Relic tersebut dibeli oleh Raja George dari Serbia. Saat Serbia kemudian juga ditaklukan oleh Ottoman Turki; relic Santo Lukas tersebut  di selamatkan ke Venecia Italia.
Pada tahun 1992  Uskup Agung Gereja Orthodox Yunani  wilayah Athena dan seluruh Yunani, atas nama Gereja Khatolik Orthodox Yunani, meminta pada Uskup Agung Venecia Antonio Mattiazzo  di Padua agar relik Santo Lukas dapat dipulangkan dan akan ditempatkan kembali dalam makam Penginjil Suci tersebut. Permintaan ini dikabulkan oleh Gereja Khatolik Roma.  Uskup Padua kemudian mengirimkan ke Ieronymos (keuskupan) Metropolitan Athena sebagian Relik St. Lukas untuk disimpan kembali di  makamnya di Thebes, Yunani.
Dengan demikian, saat ini, relik St Lukas  terbagi di tiga tempat : Sebagian tubuh, di Biara Santa Giustina di Padua;  sebagian lain di Katedral St. Vitus di Praha; dan sebagian yang lain ada di makamnya di Thebes Yunani. Sumber : Katakombe.Org

0 comments:

Post a Comment