Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, October 29, 2013

ULTAH RAMA AGOENG DAN KADO PELATIHAN


Kemarin, Selasa 29 Oktober 2013, adalah hari ulang tahun Rama Agoeng, anggota pengurus Domus Pacis yang tinggal di Domus Pacis. Rama Agoeng berusia 42 tahun. Karena tugas sebagai Ketua Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Semarang (Komsos KAS), hal ini membuat para karyawan Kantor Komsos KAS tak mau melewatkan hari itu tanpa acara. Kemarin mereka seharian sibuk mempersiapkan berbagai hal: membeli snak, memasang layar lebar, menata sound system, dan menyiapkan tempat duduk dengan karpet untuk yang lesehan dan kursi bagi yang tidak ingin duduk bawah. Ulang tahun Rama Agoeng tadi malam dirayakan dengan memutar film produksi Komsos KAS terakhir, yaitu Pedibus Apostolorum (Perjalanan Para Rasul) yang berkisah tentang karya misi Rama Prennthaler di kawasan Kalibawang.

Ternyata keluarga Rama Agoeng dari Klaten datang. Pada sekitar jam 16.00 Pak dan Bu Tukiman, orang tua Rama Agoeng, bersama para anak dan cucu bahkan dua buyut sudah datang. Mereka membawa bancakan (nasi, gudhangan, sayuran, telor, daging ayam). Maka sekitar 60-70 orang yang ikut datang, karena acara dihadiri siapa pun yang mendengar dan kemudian ingin menonton film yang malam itu diputar di Domus Pacis, ikut bersantap ria. Selain para rama dan karyawan Domus Pacis, Rama Subiyanto dari Paroki Pringwulung juga hadir. Perayaan ulang tahun itu tidak dikemas secara seremonial. Pemutaran film didahului dengan tayangan video klip nyanyian-nyanyian yang dimunculkan setiap kali pembukaan acara rohani Katolik di TVRI untuk tahun 2013. 

Barangkali Rama Agoeng berbahagia dan berkesan dengan acara ulang tahun tadi malam. Tetapi, bagi Rama Bambang, ada kesan khusus dengan ulang tahun tadi malam. Sesudah para tamu meninggalkan Ruang Santo Barnabas, yang menjadi tempat pertemuan dengan jumlah banyak peserta, ada hal yang dibuat oleh Rama Agoeng. "Rama Bambang, mriki kula ajari nyopir matic" (Rama Bambang, silahkan kemari saya ajari menyopir mobil matic) seru Rama Agoeng. "Sesuk mawon, Rama" (Besok saja, Rama) sahut Rama Bambang. Rama Agoeng memang mendesak Rama Bambang dan amat bersemangat memintanya memakai mobil lebih-lebih di masa hujan. Peristiwa Rama Bambang jatuh sehingga retak tulang pelipis dan harus opname di rumah sakit membuat Rama Agoeng makin berkeras memintanya membawa mobil bila bepergian jauh. Tetapi, sesudah oprasi kaki pada April 2011, Rama Bambang memang berhenti menyopir, karena kaki kiri sudah kesulitan untuk menginjak kopling. Ketika Rama Bambang meminta pengajaran menyopir matic ditunda, Rama Agoeng berkata "Sesuk kula kesah. Sakniki mawon" (Besok saya pergi, sekarang saja). Maka, pada sekitar jam 09.45 tadi malam Rama Bambang dilatih oleh Rama Agoeng untuk mengoperasikan mobil matic. Kepada salah satu orang Rama Bambang berbisik "Wah, kerjaan saya akan makin banyak." "Kenapa, Rama?" tanya yang diajak bicara juga dalam suara rendah. "Dengan motor roda 3 saya dapat santai hanya melayani umat dengan area hanya sekitar Yogya. Dengan bermobil, orang-orang Sala dan bahkan Semarang dapat minta dilayani." Yang diajak bicara tertawa. Rama Bambang masing mengulang kata-kata itu dengan bahasa Jawa "Saiki ra isa santai dengan alasan 'adoh!'" (Sekarang tidak dapat santai cari enak dengan alasan 'jauh!'". Rama Agoeng memang aneh. Dia yang ulang tahun, malah dia yang kasih kado "Melatih Rama Bambang menyopir matic".

0 comments:

Post a Comment