Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, February 16, 2017

Sabda Hidup


Jumat, 17  Februari 2017
Hari Biasa
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Kej. 11:1-9; Mzm. 33:10-11,12-13,14-15; Mrk. 8:34-9:1. BcO1Kor 9:19-27

Markus 8:34-9:1:
34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. 35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. 36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. 37 Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? 38 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus." 1 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa."

Renungan:
Banyak orang merasa agar bisa bersuara maka harus berkuasa. Mereka meninggalkan karir, jabatan dan pengaruh yang telah dimilikinya demi mengejar kekuasaan tersebut. Mereka tidak berpikir bahwa dengan menekuni karir yang dimilikinya mereka bisa bersuara. Kini setelah dia gagal di perebutan kekuasaan dia pun kehilangan karir, jabatan dan pengaruh yang dia tinggalkan.
Yesus meminta para murid untuk setia pada-Nya dan berani mengakui-Nya di hadapan umum. “Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus” (Mrk 8:38).
Ketika kita serius dengan apa yang kita kerjakan dan tidak malu mengakuinya maka kita pun bisa bersuara dengan lantang. Apapun pekerjaan baik yang kita jalani akan bergema dan menginspirasi sesama. Polisi yang nyambi merawat orang sakit jiwa menyentuh hati banyak orang. Anak tukang becak yang menjadi lulusan terbaik mendorong orang untuk bersemangat. Tidak malu dengan yang kita miliki membuat kita percaya diri dalam menjalani hidup.

Kontemplasi:
Lihatlah profesi yang sedang kaujalani. Akui dengan bangga. Aktualisasikan semua kemampuanmu.

Refleksi:
Bagaimana sikap dan rasa hatimu dengan profesimu?

Doa:
Tuhan semoga aku bersemangat dalam hidupku dan tidak malu dengan yang aku jalani sekarang ini. Amin.

Perutusan:
Aku akan mengakui iman dan karyaku dengan bangga dan tidak malu. -nasp-

0 comments:

Post a Comment