Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, February 19, 2017

Sabda Hidup



Sabda Hidup
Senin, 20 Februari 2017
Hari Biasa
warna liturgi Hij
Bacaan
Sir. 1:1-10; Mzm. 93:1ab,1c-2,5; Mrk. 9:14-29. BcO1Kor 11:2-16

Markus 9:14-29:
14 Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. 15 Pada waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka semua dan bergegas menyambut Dia. 16 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?" 17 Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. 18 Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat." 19 Maka kata Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" 20 Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. 21 Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya. 22 Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami." 23 Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" 24 Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" 25 Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!" 26 Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: "Ia sudah mati." 27 Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri. 28 Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?" 29 Jawab-Nya kepada mereka: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa."

Renungan:
Ketika kita mengikuti kampanye sering kita gampang percaya pada janji kampanye para calon. Kepercayaan itu makin kuat kala kita telah menjadi pengikutnya. Walau orang tersebut belum jelas karyanya ataupun sebenarnya mempunyai rekam jejak yang kurang baik kita tetap percaya kepadanya karena perkataannya yang meyakinkan. Orang-orang seperti itu pun menutup mata terhadap orang yang telah meyakinkan bertindak dan melakukan karya yang mengagumkan.
Yesus yang telah banyak melakukan pekerjaan baik pun masih disangsikan kemampuannya. “jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami” (Mrk 9:22). Kesangsian seperti ini tentu tidak mengenakkan. Namun Yesus mampu mengubah kesangsian ini menjadi kepercayaan. “Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!” (Mrk 9:24). Maka mukjijat pun terjadi.
Rasanya kita perlu membuka budi dan hati untuk menentukan siapa yang layak kita percaya. Kita hindari kesetiaan buta. Kita gali fakta dan data yang bisa membantu kita menentukan pilihan. Kala kita berani mempercayai mereka yang sungguh berbuat dan berkarya, bukan hanya berkata-kata, maka banyak mukjijat akan terjadi.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Bayangkan ada dua orang yang hendak kaupilih. Kenali mereka dengan baik, hati terbuka.

Refleksi:
Bagaimana mau mengakui dan menaruh kepercayaan kepada mereka yang telah berbuat baik walau bukan kubu kita?

Doa:
Tuhan semoga aku mampu memilih dengan tepat. Utuslah RohMu agar aku bisa menentukan dengan benar siapa yang mesti kupercayai. Amin.

Perutusan:
Aku akan mempercayai mereka yang selaras kata dan perbuatannya. -nasp-

0 comments:

Post a Comment