Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, February 14, 2017

Sabda Hidup



Rabu, 15  Februari 2017
Klaudiusde La Colombiere
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Kej. 8:6-13,20-22; Mzm. 116: 12-13,14-15,18-19; Mrk. 8:22-26. BcO1Kor 8:1-13

Markus 8:22-26:
22 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia. 23 Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: "Sudahkah kaulihat sesuatu?" 24 Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: "Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon." 25 Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. 26  Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: "Jangan masuk ke kampung!"

Renungan:
Kehadiran pribaduI yang membawa sesuatu selalu dinanti-nantikan. Dulu saya selalu menunggu tanggal muda. Pada tanggal itu kakek selalu mengajak ambil pensiun. Setelah dapat uang pensiun terus diajak makan soto. Ketika datang tanggal baru harapan itu membuat wajah ceria.
Si buta menantikan kesembuhannya di Betsaida. Lama ia bergelut dengan harapan tersebut. Sampai akhirnya ia menemukan pemenuh harapannya. Ia bertemu dengan Yesus yang menyembuhkannya.
Masing-masing dari kita mungkin mempunyai penantian dalam hidup kita. Kala yang dinanti itu mendekat harapan kita pun dikuatkan. Kita pun layak berharap sang pemenuh harapan akan mewujudkan yang kita nantikan.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Ingatlah satu dua penantianmu.

Refleksi:
Tulislah pengalamanmu menjaga harapan.

Doa:
Tuhan semoga aku makin mengenal rencana-Mu. Semoga aku tidak putus harapan dalam hidupku. Amin.

Perutusan:
Aku akan menjaga api harapanku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment