Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, February 28, 2017

Sabda Hidup



Rabu, 01 Maret 2017
RABU ABU Pantang & Puasa
warna liturgi Ungu
Bacaan
Yl. 2:12-18; Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17; 2Kor. 5:20-6:2; Mat. 6:1-6,16-18. BcOYes 58:1-14

Matius 6:1-6,16-18:
1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. 2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. 4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." 5 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. 16 "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, 18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Renungan:
Bertobatlah dan percayalah pada Injil. Kalimat ini bergema kala kita menerima tanda abu di dahi kita. Kita memasuki hari Rabu Abu. Awal masa pantang dan puasa bagi umat Katolik. Masa untuk memasuki kenangan iman akan wafat dan kebangkitan Kristus. Masa Prapaskah.
Hari Sabtu-Minggu yang lalu telah dibacakan Surat Gembala. Makna Prapaskah, tema Prapaskah dan aturan puasa dan pantang tekah disampaikan. Hari ini kita mendengar bagaimana Tuhan menghendaki cara berpuasa. Hal utama adalah kita tidak menunjukkan diri sebagai orang berpuasa. “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga” (Mat 6:1).
Gereja kudus mengajak pantang dan puasa kita bernuansa solidaritas. Kala kita berpantang dan berpuasa uang yang biasanya kita gunakan untuk membeli yang kita pantangi dan puasai kita kumpulkan. Ada kotak APP. Setelah terkumpul akan dimanfaatkan untuk karya karitatif dan pemberdayaan mereka yang membutuhkan. Dengan demikian puasa dan pantang kita berarti bagi diri sendiri dan sesama kita.

Kontemplasi:
Bayangkan gayamu kala berpantang dan berpuasa.

Refleksi:
Apa yang akan kaulakukan sebagai perwujudan pantang dan puasamu?

Doa:
Tuhan semoga banyak orang merasakan berkat dari pantang dan puasa yang dijalankan umat-Mu. Semoga makin banyak orang merasakan penebusan-Mu. Amin.

Perutusan:
Aku akan menghayati pantang dan puasaku dengan gembira. -nasp-

0 comments:

Post a Comment