Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, March 7, 2018

Mencari Model Godaan Jaman Now


Ini adalah presentasi dalam Novena Ekaristi Seminar di Domus Pacis pada Minggu 4 Maret 2017. Rama FX Sukendar, Pr., Vikaris Jendral Keuskupan Agung Semarang, berbicara di hadapan lebih dari 400 orang lansia. Dalam topik NGATI-ATI NGADHEPI PANGGODHA (Hati-hati Berhadapan dengan Godaan), beliau menunjukkan godaan roh jahat untuk umat Katolik pada zaman kini. Temuan bentuk-bentuk godaan didasarkan pada pegangan universal Gereja Katolik yang dikontekstualisasikan dengan penggembalaan di Keuskupan Agung Semarang.
  1. Berdasarkan Format Katekismus. Format katekismus yang ada dalam Katekismus Gereja Katolik, yang disingkat dalam buku Kompendium Katekismus Gereja Katolik dan dirumuskan untuk kaum muda Katolik dalam YOUCAT (Youth Cathecism), menemukan bahwa iman Katolik ada dalam rumusan (Lex Credendi), dalam perayaan litugi tujuh sakramen dan peribadatan lainnya (Lex Celebrandi), dalam penghayatan hidup kongkret (Lex Vivendi), dan diresapkan dalam doa-doa (Lex Orandi).
  2. Temuan Godaan dalam Terang Penggembalaan di Keuskupan Agung Semarang. Dengan empat format iman dari Katekismus Gereja Katolik yang diletakkan dalam kerangka penggembalaan di Keuskupan Semarang, diketemukanlah godaan-godaan roh jahat dalam penghayatan hidup beriman sebagai murid-murid Kristus: 1) terpaku pada kelompok sendiri, eksklusif, merasa mapan (wis ngene wae), mengkafirkan orang lain yang berbeda, ketakutan menyatakan iman kepercayaan Katolik, dan gejala pindah agama atau apatis karena tidak terdorong ikut berproses "mewujudkan peradaban kasih dalam masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat dan beriman"; 2) Terlalu longgar atau terlalu kaku menerapkan aturan liturgi, tidak perlu ke Gereja mingguan karena sudah aktif dalam hidup bermasyarakat atau berpolitik, menyukai presentasi firman dari Gereja lain tetapi lupa mendalami iman sendiri, karena tidak tahu pembaruan Liturgi Katolik; 3) Eksploatasi alam, tidak peduli keadaan sekitar dan mementingkan internal umat Katolik, budaya korupsi dan serakah namun sok agamis, sinis pada gerakan sederhana seperti pemilahan sampah dan sumur serapan serta makanan alternatif, model pengkotak-kotakan hidup, karena tak menghayati jiwa 100% Katolik dan 100% Patriot di tengah masyarakat plural Pancasila; 4) Malu dengan kekurangan dalam diri dan keluarga sehingga mengalami gerhana keluarga atau komunitas atau lingkungan sebab hanya tampil sok baik, doa yang terlalu pribadi hingga tak memberi efek pada lingkungan sekitar, karena tak tahan berhadapan dengan tantangan hidup beriman dalam keluarga dan masyarakat.
Penjelasan Rama Kendar dipaparkan dalam lembar matrik berikut:

Format Katekismus
Formatio Iman di KAS dan penanda Kekatolikan
Nganti-ati ngadhepi panggodha roh ala
1
Apa yang kita imani “Lex Credendi”:
Mengapa kita mampu beriman?
Manusia memahami Allah;
Allah mendekati kita manusia;
Manusia menanggapi Allah; Pengakuan iman Kristen;
Aku percaya akan Allah;
Aku percaya akan Yresus Kristus;
Aku percaya akan Roh Kudus
Keyakinan hidup menggereja di KAS dinyatakan dalam RIKAS 2016-2035 dan Ardas lima tahunan menuju Jubileum ter-agung tahun 2033 “Mewujudkan Peradaban Kasih dalam Masyarakat Indonesia yang Sejahtera, Bermartabat dan Beriman.
Pengelompokan berdasarkan usia:
PIUD, PIA, PIR, PIOM, PIOD, PIUL
ARDAS KAS 2016-2020: Menjadi Gereja yang inklusif, inovatis, transformatif.
Ø  Terpaku pada kelompoknya sendiri
Ø  Eksklusif
Ø  ‘Wis ngene wae’
Ø  ‘Mengkafirkan’ orang lain yang berbeda
Ø  Ketakutan menyatakan iman kepercayaan Katolik
Ø  Gejala pindah agama atau apatis
2
Bagaimana merayakan misteri-misteri Gereja “ Lex Celebrandi”:
Allah bertindak dengan tnada-tanda suci;
Allah dan Liturgi suci;
Bagaimana kita merayakan misteri Kristus;
Tujuh Sakramen Gereja;
Sakramen Inisiasi;
Sakramen Penyembuhan;
Sakramen Kesatuan dan Perutusan;
Perayaan Liturgi lainnya.
Pembaruan Liturgi Gereja dan kesetiaan pada aturan liturgi Gereja yang baku;
Sinergisitas antar kelompok dan atau paguyuban, kerjasama lintas bidang dan kemauan ambyuk di tengah masyarakat; ARDAS KAS 2016-2020

Tata Perayaan Ekaristi tahun 2005:
Ø  Terlalu longgar menerapkan aturan liturgi atau terlalu leterlij
Ø  Tidak perlu pergi ke Gereja mingguan karena sudah aktif dalam gerak sosmaspol
Ø  Jajan firman dan lupa pada yang inti

3
Bagaimana kita hidup dalam Kristus “Lex Vivendi”;
Mengapa kita diciptakan di bumi, apa yang menjadi tugas kita dan bagaimana Roh Kudus membantu kita menjalankannya;
Martabat manusia;
Persekutuan manusia;
Gereja;
Sepuluh Perintah Allah;
Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu;
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri
Upaya untuk menjaga keutuhan ciptaan “Laudato Si” dan mewujudkan Kesejahteraan yang bermartabat, berlandaskan iman dalam masyarakat plural Pancasila;
Jiwa keIndonesiaan sebagai 100 % Katolik dan 100 % Patriot melalui SosMasPol;
Srawung dalam hidup harian di masyarakat;
Keterlibatan dengan pintu masuk UU Desa No. 6 tahun 2014: Musrengbangdes, desa inklusi, mitigasi bencana

Aneka usaha untuk hidup dna mencukupi keperluan harian:
Ø  Eksploatasi alam
Ø  Tidak peduli keadaan sekitar yang penting internal oke
Ø  Budaya korupsi dan serakah namun sok agamis
Ø  Sinis dengan gerakan sederhana: sumur resapan, pemilahan sampah, makanan alternatif selain beras
Ø  Model hidup pengkotak-kotakan
4
Bagaimana kita berdoa “Lex Orandi”;
Doa dalam kehidupan Kristen; Bagaimana berdoa: Rahmat kehadiran Allah;
Sumber-sumber doa;
Cara berdoa;
Doa Bapa Kami.
Persaudaraan Kekatolikan dalam lingkup keluarga, lingkungan dan Paroki;
Tradisi-tradisi hidup rohani dengan moment-moment Gerejawi: APP, BKL, ASG, BKSN, Rosario, ziarah, bulan arwah, Adven;
Gladi rohani, Kaderisasi, Meditasi Kristiani, laku batin

Tantangan hidup beriman dalam keluarga dan masyarakat:
Ø  Malu dengan kekurangan dalam diri atau keluarga hingga menutup diri
Ø  Gerhana rohani dalam keluarga dan komunitas atau lingkungan
Ø  Doa terlalu pribadi hingga tidak memberi efek pada lingkungan sekitar

0 comments:

Post a Comment