Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, March 11, 2018

Pergi Malam Nonton Kethoprak


Sebenarnya setiap habis makan malam para rama Domus Pacis biasa berada dalam kamar masing-masing. Memang, Rm. Yadi dan Rm. Bambang sering keluar untuk memenuhi permintaan misa ujub. Rm. Bambang juga sering masih ada di perjalanan pulang dari pelayanan seperti Jagongan Iman ketika para rama Domus makan malam dari jam 18.30-19.00. Tetapi begitu sampai Domus Pacis, Rm. Yadi dan Rm. Bambang langsung masuk kamarnya. Yang masih biasa omong-omong bahkan sampai malam adalah para karyawan. Seandainya ada acara pergi keluar, rama-rama Domus baik bersama semua yang serumah maupun hanya berdua atau bertiga, mereka akan menjalaninya pada sore hari sehingga malam sudah ada di kamar masing-masing. Tetapi pada Rabu 7 Maret 2018 ada hal yang berbeda.

"Yen udan terus, kula ajeng tilem mawon" (Kalau hujan terus, saya akan tidur saja) kata Rm. Yadi sehabis makan malam. Hari itu hujan memang terus turun sejak siang. Tetapi Bu Rini datang ketika para rama sedang makan malam. Ketika sedang menghadapi laptop untuk mempublish renungan hari berikut, Rm. Bambang melihat Mas Handoko datang ketika sekitar jam 18.45. "Nek kula methuk mbok wedok riyin pripun nggih?" (Bagaimana kalau saya menjemput istri lebih dahulu) kata Mas Handoko yang langsung dijawab oleh Rm. Bambang "Okeee". Sekitar satu jam kemudian, Mas Handoko sudah datang dengan Mbak Sri istrinya yang dijemput dengan mobil Rm. Bambang. Sesudah menutup laptop Rm. Bambang berseru kepada Mas Abas dan Mas Ardy "Baaaas ..... Ardy. Siap lhoooo" yang mendapat seruan jawaban mereka berdua "Nggiiiih" (Yaaaa). Rm. Bambang kemudian memastikan bahwa Mbak Pipit, pramurukti malam untuk Rm. Tri Wahyono, juga ikut memperhatikan Rm. Tri Hartono dan Rm. Ria seandainya membutuhkankan sesuatu.

"Rama Harto ngandika nggih ndherek" (Rama Harto bilang juga akan ikut) kata Mas Abas. Dan malam itu pada jam 20.15 dengan kursi roda masing-masing Rm. Harto didorong oleh Mas Ardi dan Rm. Bambang didorong oleh Mas Abas menuju mobil granmax yang diparkir dikanopi depan. Mas Handoko, Mbak Sri, dan Bu Rini sudah menanti di sekitar mobil dan membantu kedua rama itu masuk. Kursi roda juga ikut diangkut. Rombongan ini menuju gedung Auditorius RRI Yogyakarta. Musik gamelan sudah memainkan gendhing-gendhing Jawa. Di dalam gedung dua orang ibu menghampiri Rm. Bambang. Ternyata salah satu adalah istri Mas Dalijo, seniman serba bisa dari Jogja. Kehadiran rama-rama ini ternyata membuat beberapa orang dalam gedung juga menghampiri untuk memberi salam. Bahkan dalam salah satu adegan penuh humor, nama rama juga disebut dan diberi ucapan terima kasih atas kehadirannya. Malam itu Rm. Harto, Rm. Bambang, dua karyawan, dan tiga relawan Domus memang pergi nonton pertunjukan Kethoprak RRI Yogyakarta yang mengambil ceritera Randha Kuning Edan. Pertunjukan yang dimulai jam 21.00 selesai pada jam 11.30 sehingga rombongan kecil itu sampai Domus sudah lebih dari jam 24.00. Ternyata, ketika membuka FB untuk mengirim renungan di pagi hari, pada jam 00.56 Mas Dalijo mengirim pesan "Waaaah,... maturnuwun sampun rawuh mirsani Romo Bambang,.. nyuwun pangapunten kala wau bu Dalijo ingkang manggihken, kula persiapan dhateng panggung,.. kala wau rawuh kaliyan sinten Mo,.. ? maturnuwun sanget,.. tambah semangat,.. Berkah Dalem,..🙏🏻" (Waaah .... terima kasih sudah datang menoton, Rm. Bambang .... terima kasih tadi yang menemui adalah bu Dalijo, saya persiapan di panggung .... tadi dengan siapa, rama? ..... terima kasih sekali ..... tambah semangat ..... Berkat Tuhan ....)

0 comments:

Post a Comment