Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, March 12, 2018

Percikan Nas Selasa, 13 Maret 2018

Ludovikus dr Casoria
warna liturgi Ungu

Selasa, 13 Maret 2018

Bacaan-bacaan:
Yeh. 47:1-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; Yoh. 5:1-16. BcO Im. 19:1-18,31-37.
Nas Injil:
1 Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem. 2 Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya 3 dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. 4 Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya. 5 Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. 6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: “Maukah engkau sembuh?” 7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” 8 Kata Yesus kepadanya: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” 9 Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat. 10 Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: “Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu.” 11 Akan tetapi ia menjawab mereka: “Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah.” 12 Mereka bertanya kepadanya: “Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?” 13 Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. 14 Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” 15 Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. 16 Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.
Percikan Nas
Ketika nama kita dipanggil, “Bpk Nugi”, hati kita terasa gembira. Giliran kita sudah tiba. Rasa semacam itu sering kita alami kala kita antri di dokter, atau antri di bank, atau antri tiket. Saat nama kita disebut ada rasa lega tersendiri.
Saya membayangkan betapa rindunya orang yang sudah 38 tahun menunggu kesempatan bisa masuk kolam Betesda. Ia pun tidak tahu apakah ia bisa meraih gilirannya. Kehadiran Yesus bukan sekedar memenuhi gilirannya. Ia malah memberikan apa yang diinginkan orang tersebut. Orang itu pun sembuh karena Yesus. Betapa gembiranya orang itu.
Ada banyak kerinduan dalam diri kita masing-masing. Kita pun menunggu giliran hadirnya kerinduan tersebut. Rasa syukur kiranya akan kita panjatkan kala giliran itu hadir. Ada yang memanjatkan rasa syukur itu dengan syukuran, beramal atau pun membuat intensi misa. Apa yang kita lakukan kala yang kita rindukan datang kepada kita?
Doa:
Tuhan giliran-giliran rahmat-Mu mengalir dalam hidupku. Aku bersyukur kepada-Mu. Semoga Engkau pun berkenan memenuhi kerinduan-kerinduan umat-Mu. Amin.
(goeng)

0 comments:

Post a Comment