Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, July 28, 2018

Percikan Nas Minggu, 29 Juli 2018

Hari Minggu Biasa XVII
warna liturgi Hijau

Minggu, 29 Juli 2018

Bacaan-bacaan:
2Raj. 4:42-44; Mzm. 145:10-11,15-16,17-18; Ef. 4:1-6; Yoh. 6:1-15. BcO Ayb. 28:1-28.
Nas Injil:
1 Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. 2 Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. 3 Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. 4 Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. 5 Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” 6 Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. 7 Jawab Filipus kepada-Nya: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” 8 Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: 9 “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” 10 Kata Yesus: “Suruhlah orang-orang itu duduk.” Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. 11 Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. 12 Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.” 13 Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. 14 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: “Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia.” 15 Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.
Percikan Nas:
Di dalam hidup ini kita mungkin pernah mengalami situasi yang membuat kita tidak tenang, resah dan panik. Seorang pelajar panik karena harus menghadapi ujian padahal belum belajar dengan baik. Seorang ibu panik karena ada tagihan yang jatuh tempo tapi belum ada uang. Ada banyak lagi peristiwa yang bisa membuat panik.
Para murid pun dibuat panik karena diminta Yesus untuk memberi makan 5000 orang yang mengikuti mereka. Uang 200 dinar pun tidak akan cukup untuk secuil roti bagi semua. Mereka tidak tahu apa yang mesti dilakukan. Mereka gelisah dan panik.
Kala berada dalam situasi tersebut orang cenderung makin resah dan gelisah. Keresahan dan kegelisahan tidak menyelesaikan kepanikannya. Apa yang perlu kita lakukan dalam situasi seperti itu? Kali ini saya mengajak anda membaca ayat 9-10 dan silakan menarik permenungan diri tentang bagaimana mengatasi kepanikan. Bisa kan? Pasti bisa. Selamat mencoba.
Doa:
Tuhan semoga aku mampu mengatasi kepanikan-kepanikan hidupku. Semoga aku mampu mengubahnya dan menjadikan berkah bagi banyak orang. Bersama dengan-Mu aku percaya bisa melakukannya. Amin.
Panik?
(goeng).

0 comments:

Post a Comment